Senin, 10 Oktober 2016

Menengok Peninggalan Belanda

- Kampung puteran, Kreoangan -

Jika Anda berkunjung di kampung saya, tepatnya di belakang SMP 10 Jember, di situ dapat di jumpai bangunan tua peninggalan Belanda, warga di kampung saya menyebutnya puteran.

Puteran di bangun bersamaan dengan stasiun Jember yaitu pada tahun 1897. Pada tahun 1910 puteran mengalami perbaikan diatasnya, tepat pada tempat untuk memutar arah lokomotif. Memang yang saya tahu bangunan ini berfungsi untuk memutar arah lokomotif sampai sekarang.

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 8 Oktober 2016 sore hari, saya meyempatkan diri bermain-main di situ, tempat dulu saya dan teman-teman bermain pak tekong dan gobak sodor di setiap sore.

Lagi iseng-isengnya, saya mendapati angka-angka yang tertera pada badan rel.

Pada rel yang melingkar dan berfungsi sebagai lintasan untuk memutar lokomotif tertera tahun 1913. Sedangkan rel di atas yang berfungsi sebagai lintasan lokomotif atau rel lurus tertera tahun 1919. Saya tidak begitu paham apakah kedua tahun itu ( 1913 dan 1919 ) menandakan penempatan dan rampungnya rel atau tahun dimana rel tersebut di produksi.

Dokumen pribadi. Rel kereta
8 Oktober 2016, sore hari.




Jejak kaki pada lantai ...

Pada lantai saya juga menemukan jejak-jejak kaki tanpa menggunakan alas kaki ( sandal, sepatu ), di perkirakaran jejak kaki ini adalah jejak kaki para kuli yang ikut dalam proses pembangunan puteran tersebut dan juga di perkirakan sudah berusia seabad lebih usianya mengingat sampai saat ini ( 1897- 2016 ) kondisi lantai belum sama sekali di rehabilitasi .

Dokumen. pribadi. Jejak kaki para kuli 
8 Oktober 2016, sore hari.

Dokumen pribadi. Jejak kaki para kuli
8 Oktober 2016, sore hari


Kolong air ...

Ada juga kolong air, yang berfungsi sebagai pencegah dari genangan air agar tidak banjir. Menurut warga setempat, kolong ini mempunyai panjang -+ 1km dan berujung pada sungai bromo ( di kawasan Ponpes Darussalam )

Dokumen pribadi. Kolong air.
8 Oktober 2016, sore hari.


Mengenai penamaan Kampung Puteran,

Sebelumnya kampung saya bernama Wonorejo, entah saya tidak tahu sejak kapan Kampung saya, banyak orang kini lebih mengenalnya Kampung Puteran. Sepengetahuan saya kenapa ada Kampung Puteran, karena di tengah-tengah kampung saya ada puteran lokomotif. Mungkin dari situ istilah Kampung Puteran sampai saat ini menjadi salah satu icon di kampung saya.
Sepertinya sekian dulu tulisan saya mengenai sejarah Kampung Puteran. Dimana suatu kampung kecil yang menyenangkan.
Sangat indah jika sore hari cangkrok disini sambil menikmati secangkir kopi.
Photo di jepret pada Hari Jum'at, tanggal 8 Oktober 2016, 22:34.

Dokumen pribadi. Nostalgia di kampung
8 Oktober 2016, sore hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar