Rabu, 30 Juli 2014

Yang Aku Tulis Dari Pesan Emakku

Beliau Ibu saya , yang selalu membiarkan saya berkiprah kemanapun saya suka , dengan alasan hanya ingin melihat saya menjadi seorang yang andal baik sosial maupun di kancah politik .
meski yang sebenarnya Ibu ( Emak saya memanggilnya ) tidak begitu suka bila saya berkecimpung di politik . sebab , Emak saya sepertinya sudah tahu dampaknya pasti abu-abu  , beliau berpesan " ojo melok politik- politikan engkok awkmu melok nakal " pesen Emak saya , " wew begitu nakalkah politik ? " kata saya dalam benak
.
Pernah beberapa tahun yang lalu saya memaksakan diri untuk berkecimpung di jaringan radikal  , tetapi itu gak berjalan lama hanya hitungan bulan saja , sebab Emak saya mengetahui semua gerak- gerik saya , sampai pada akhirnya  , Emak melontarkan banyak pertanyaan kepada saya dan juga memberi pesan kepada saya ," ojok golek konco sing ngawur , engkok awakmu melok - melok ngawur  , lek iso awakmu belajaro sing berguna gawe awakmu dewe ambek wong liyo " pesan Emak..

Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama ( SMP )  , kalau gak salah bersamaan dengan gempar - gemparnya orde baru thn 1998 , dan saya masih ngalor - ngidul menawarkan lembaran - lembaran koran dan beberapa tumpuk majalah .

Pernah suatu ketika koran- koran dan majalah terjual separuh dari biasanya , dn kalau boleh jujur , laba yang saya dapatkan hanya seribu dua ratus rupiah sampai pada akhirnya saya terpaksa tebang pohon pisang  tetangga yang lagi berbuah matang dan saya jual untuk melunasi buku - buku sekolah yang saya angsur per minggu , kala itu per bukunya seharga tiga puluh ribu rupiah dan tujuh puluh ribu rupiah  

Susah benar waktu itu  , belum lagi perlakuan budaya militer yang di adopsi oleh kesatuan SATPOL PP ( dulu saya menyebutnya cecongok -cecongok ) yang sempat kucing - kucingan yang berakhir saya terjotosi .

Hal - hal  semacam itu yang membuat saya dengan cepat ambil tindakan di luar batas kemampuan saya  . Usaha ini tanpa sadari menempatkan pada posisi maha bahaya .

Untung saja beliau ( Emakku ) tahu persis langkah - langkah saya , hingga pada akhirnya saya mengalami pemusnahan budaya - budaya bejat yang saya lakoni .

Untuk itu sekarang disini dengan hati yang tulus saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga , yang senantiasa membina saya ke jalan yang benar , dan saya sangat- sangat mengagumi kerja keras beliau .
dan saya yakin tanpa Emak saya tak akan bisa menulis seperti sekarang ini ,

dan sebagai gantinya , saya berdo'a semoga kelak apa yang Emak impikan segalanya terkabulkan  , dan saya akan berusaha penuh untuk berbuat yang lebih baik .

Buat Emakku ,  minal aidzin walfaidzin dan matur nuwun .
Emak ,aku sayang Emak .

photo bareng sang Bunda .28 juli 2014 . ( dok.men. pribadi )