Sabtu, 25 Januari 2014

Akhmades Tidurmu Nyenyak Sekali

Tanggal 15 januari yang lalu , "ah mungkin semalaman kau tak nyenyak dalam tidurmu atau kau sengaja begadang karena pagi - pagi benar akan pulang ke kampung halaman  , atau dampak dari menyruput beracangkir - cangkir kopi ? atau hmm ...  ", masa bodo yang jelas selama perjalananmu pulang di kereta tidurmu nyenyak sekali kawan  , seolah- olah kau bukan lagi di atas kereta yang sedang  melaju  , ah kau melewatkan pemandangan -pemandangan indah itu sehingga pesona alam dari balik cendela tempat kepalamu bersandar lewat begitu saja..hehe gak asik ...

Waktu itu ...singkat cerita  , kereta api yang memebawa saya ke Jember sempat berhenti yah lumayan lamalah sekitaran tujuh menitan . logawa kelas ekonomi yang saya tumpangi mangkrak  ," wew ...saya yakin ini akan berhenti lama lagi , sebab nuggu kres-kresan" kata salah satu penumpang di sebelah saya sembari menyulut sebatang rokok kretek .terus terang saja saya enggak begitu menanggapinya sebab dalam otak yang saya pikirkan " oh stasiun Madiun , dan uang yang hanya tiga ribu saja di kantong ".

Yah uang tiga ribu membuat saya kelabakan harus mikir - mikir seribu kali , bagaimana tidak , perjalanan masih panjang dan uang itu satu -satunya yang saya punya ... apes .yah jika seandainya Anda bersama saya waktu itu mungkin Anda akan " jadikan jimat saja uang itu mas hehe , lah percuma toh buat beli nasi pecel madiun saja gak cukup hehe " kata Anda meledek saya 

Beberapa  menit kemudian ... , 

Wew kali ini kalian malaikat kecilku . tiga lelaki itu adalah Akhmades , Abut , dan satu lagi lupa hehe , nomor kursi mereka kalau enggak salah sih 4c/k3 tau ah lagi - lagi saya lupa nomor kursi yang diduduki , yang jelas kami belum saling mengenal dan sama -sama duduk si balik dinding toilet .

Beberapa jam kemudian ... , ( Akhmades masih tidur )

Oya melihatmu duduk sambil tidur  tiba - tiba saya teringat dengan seorang teman dari negara yang terkenal dengan " jam " tanganya  , Swiss . Sisilia  namanya , sesosok cewek tomboy . dulu saya mengenal sewaktu di Bali. yah bisa di bilang dia tamu pribadi saya  , karena memang saya dan Sisilia sudah saling kenal dan janjian di facebook ketemuan di pulau dewata . 

Sebulan berlalu... " sliping bit sitting' yah kata- kata itu sering kali sebagai kata pembuka guyonan saya dan Sisil  , setiap kali dan pasti..

Eh Akhmades  , Sliping bit sitting hehe gumamku menghibur diri .
hehe ya hanya itu bro buat ente ...
yah kata - kata itu yang cocok buatmu bro waktu itu kawan . " tidur sambil duduk" bagaimana tidak ,  tidurmu  begitu nyenyak , padahal sewaktu itu aku butuh bantuanmu .. hehe ..

Jember , kita sudah tiba di Jember bro . kota kecil yang sudah lama kita tinggalkan .
 tulisan ini buatmu kawan , gak begitu banyak , gak begitu bagus , tapi inilah sebagai rasa ungkapan terima kasih . semoga kau baik - baik saja disana . tancap jozz.. and tq bro .

foto ; - MENYULUT ROKOK-
Akhmades (  di ambil dari akun facebook  , tgl 25 januari 2014 ) 

foto ; -BERKARYA -
 Akhmades ( di ambil dari akun facebook , tgl 25 januari 2014 )






Senin, 20 Januari 2014

Mbak Wiwil Ini darimu Untukku dan Pinje

Singkat cerita  ,
 disini saya akan tuliskan salah satu keunikan dari keunikan -keunikan yang lain masih di kawasan kota Jogja . yaitu Boso Gali  , atau Jape methe yang berasal dari kata Jape nethe yang berarti Cahe dhewe masayarakat Jogja lebih mengenalnya . 

Tiga hari sebelum saya kembali ke Jember . tanggal 12 januari 2014  , pukul 8 malam  , Saya menyempatkan diri mampir kerumah  Mbak Wiwil  , tepatnya di dalam betengan atau saya menyebutnya benteng , karena memang letak rumah Mbak Wiwil masih di kawasan dalam benteng keraton ngayogyakarta . seteleh beberapa lamanya saya blusukan di kawasan benteng di temani Mas Pinje  , saya sengaja datang ke rumah beliau . sebenarnya itu rencana keesokan harinya saya untuk mampir ke rumahnya hanya saja waktu itu kebetulan hujan yah apa boleh buat  , jadi  kami berdua bersepakat mampir .

Beberapa menit kemudian ..( di kamar Mbak Wiwil )

Dua gelas teh panas dan secangkir kopi siap di sruput . seiring waktu berjalan  , saya mencoba membuka obrolan dengan sedikit bertema nyrempet -nyrempet mengenai budaya tentunya.. hehe padahal terus terang  saya enggak begitu paham mengenai budaya  , hanya saja sebelumnya saya pernah di janjeni memberikan pelajaran tentang Boso Gali atau bahasa walikan atau bahasa gaulnya Jogja kawan - kawan menyebutnya .lah mumpung saya masih ingat , disini saya akan coba terangkan .

Sedikit  mengenai Boso Gali ,

Sebenarnya bahasa sehari - hari yang di gunakan masyarakat Jogja adalah bahasa Jawa . adapun tingkatan bahasa Jawa itu sendiri ada bahasa ngoko ( bahasa kasar) , bahasa krama madyo , dan bahasa tiang sepuh ( bahasa krama inggil =bahasa alus )  . dari awal saya sudah singgung disini , bahwa ada keunikan masyarakat Jogja berkomunikasi , selain menggunakan bahasa Jawa masyarakat Jogja juga mempunyai bahasa walikan  , konon menurut cerita  versi Mbak Wiwil bahasa ini pernah di gunakan untuk mengelabuhi musuh- musuh masyarakat Jogja ( para prajurit keraton khususnya ) di zaman penjajahan Belanda .

Boso Gali atau bahasa walikan saya pribadi menyebutnya bahasa prokem atau lebih di kenalnya bahasa sleng yang di gunakan pada tahun 1960 an bahkan mungkin sudah ada sebelumnya . Bahasa Gali ini sempat hilang keberadaanya dan  tenar kembali pada tahun 1990 an .
 Versi lain mengenai boso gali ini adalah bahasa pengantar yang di gunakan para gali , preman , atau maling yang akan menjalankan oprasinya dengan tujuan agar tidak di ketahui banya orang .

Dengan seiringnya waktu bahasa walikan ini kini masih di gunakan bahkan dari banyak kalangan , dari pelajar  , tukang becak sampai para pejabat sekalipun .
saya ambil contoh ; Dagadu  ( yang berarti Matamu )  , enggak salahlah kalau produk yang asli berlogo gambar mata . Dab (  Mas ) , Poya ( tidak  ) , Pagob ( keras ) dsb .

  Nah  dari pada Anda bingung , sekarang yok kita simak rumus berikut .

 sebelum di balik .
hanacarakadatasawala
Nglegena ha.pngNglegena na.pngNglegena ca.pngNglegena ra.pngNglegena ka.pngNglegena da.pngNglegena ta.pngNglegena sa.pngNglegena wa.pngNglegena la.png
jadi pasangan huruf HA = PA , NA = DHA , CA = JA ..dan selanjutnya
padhajayanyamagabathanga
Nglegena pa.pngNglegena dha.pngNglegena ja.pngNglegena ya.pngNglegena nya.pngNglegena ma.pngNglegena ga.pngNglegena ba.pngNglegena tha.pngNglegena nga.png
Pye Dab ? sudah paham  nopo ora hayoo ..??? hehe ..

contoh ; MA ( melompati satu huruf  ke atas ) = DA
              TA  ( melompati satu huruf  ke bawah ) = GA
              MU ( melompati satu huruf ke atas  ) =  DU
Kata DU di ambil dari kata MU.

 Hehe  mungkin sampai disini saja  tulisan saya edisi kali ini, haha selamat belajar .. salam budi .katreka.




























Minggu, 12 Januari 2014

Perjalanan pulang yang tertunda

Wew... sepertinya rencana perjalanan pulang ke kota kelahiran saya tertunda lagi . sedikit kagok sebenarnya yang saya rasakan . bagaimana tidak lagi - lagi kesehatan saya sedikit terganggu di tambah lagi dengan acara  puncak sekaten yang akan di adakan besok hari senin malam selasa  itu yang membuat saya jadi kepikiran .

belum siap benar saya bergegas meninggalkan kota Jogja  , ealah ternyata kawan saya melayangkan kabar " kalo keadaan sudah kondusif  lu cepet -cepet balik aja bro , kasian si Nicho sendirian terus , tega bener lu ye ? " kata si Engkong ( panggilan akrab saya kepada mas Aniek tea ) . ha..! satu persatu timbul pertanyaan dalam hati saya . uh ada apa lagi ini , padahal terus terang saya masih belum ingin cepat - cepat beranjak dari Jogja . wah  sepertinya saya  di tuntut untuk bersikap bijak , tapi apalah daya saya masih belum benar - benar mau pulang .

kenapa saya belum mau beranjak pulang ?

Hari selasa malam yang lalu  tanggal 7 januari 2014   saya sempat menyaksikan acara sekaten yang di adakan setahun sekali oleh masyarakat keraton . masih di hari dan waktu yang sama itulah awal kali saya bertemu dengan Mbak Wiwil yang sekarang menjabat sebagai ketua umum FAMA (Fals Mania ) setelah Pak Lutfi yang beberapa bulan lalu terjangkit  penyakit akut dan meninggal dunia . singkat cerita saya berjalan dari Pagongan menuju pandapa yang lebih di kenalnya Pekapalan atau tempat Bupati - bupati dahulu lugur ( singgah untuk beberapa hari ) kalau ada upacara .

Dari kanan kiri  halaman masjid besar tepatnya di sebelah barat alun -alun saya sempat melihat dua bangunan berlantai tinggi , konon menurut cerita tempat ini di gunakan untuk gamelan sekali dalam satu minggu di bunyikan menjelang perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW. hingga sampai saat ini tradisi upacara tersebut masih aktif dan berlangsung meriah .nah kedua bangunan inilah yang dinamakan Pagongan .

foto acara medun  gamelan ( yang akan di bunyikan tujuh hari menjelang -
Maulud Nabi Muhammad SAW ) . ( dok .pribadi ) .



foto acara medun gamelan ( dok. pribadi ) 

sebetulnya saya enggak begitu tahu  banyak tentang acara ini . cuman  setahu saya ini adalah acara untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW itu saja yang saya tahu .


foto acara medun gamelan ( dok.pribadi )


ah ngomong - ngomong Keraton Yogyakarta saya jadi teringat pada pit . dua hari sebelum acara ini belangsung saya sempat muter - muter di barengi pit milik Mas Cepuk . hehe

Pit  , oklah sekarang saya akan menyinggung pit kali ini .

Selama saya singgah di kota Jogja ada beberapa tulisan saya terdapat kata -kata pit . nah dua hari sebelum saya menulis ini  , teman saya dari Jember sempat bertanya " bro  , pit iki sopo ?" kata Sofyan .  saya cuman membalas sms teman saya itu singkat padat ,hanya " haha..." itu saja jawaban saya kepadanya . pit di kota saya lebih di kenal dengan sepeda ontel , lah kalau  masyarakat Jogja menyebutnya pit jengki . sepeda jengki atau pit jengki yang sudah di permak menjadi warna hijau awalnya berwarna hitam saat di beli pada tahun '80an . wah ternyata masih sekarang saya kurang paham siapa pemilik sebenarnya pit jengki tersebut , yang jelas ,, pokok'e ngangge waelah..


Foto pit sedang nangkring di parkiran Taman Sari  (dok . pribadi )


aduh sampai disini sajalah tulisan saya , singkat cerita  saya belum  siap pulang ke jember asal kelahiran saya di karenakan saya masih menjumbui kota Jogja dengan pit tahun '80an. hehe

 salam saya  , Budi .Katreka

Berkonfortaible di dusun Soragan.

Sebenarnya banyak hal yang saya ingin tuliskan , masih mengenai cerita perjalanan saya sewaktu singgah di kota gudeg . seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya disini . namun edisi kali ini saya akan sedikit menyinggung kendala yang selama ini saya hadapi .flesback  ..

begini caeritanya  ,

Awal tujuan saya adalah ke kota Kebumen . dimana beberapa minggu yang lalu saya mendapat sebuah kabar dari rekan saya yang kebetulan mereka pernah satu team dalam kelembagaan penanggulangan bencana . waktu itu di  awal tahun 2010 sewaktu terjadinya erupsi g. merapi . mereka memberikan keterangan melalui seluler bahwa kota kebumen sedang banjir dan membutuhkan tenaga bantu .

di kota kebumen  , sebelumya saya memang sudah melihat dari sebuah layar televisi swasta bahwa kota kebumen lebih tepatnya di desa Butuh sedang gencar -gencarnya berita musibah banjir . lah awalnya saya menanggapi berita itu tenang - tenang saja  , meski terus terang hati saya kembali tergugah untuk bisa hadir membantu para korban banjir tentunya . selang beberapa hari  , yah mungkin alam tahu apa yang saya kehendaki tiba - tiba tanpa mikir panjang akhirnya saya berangkat  menaiki bus  tujuan Jogja .

nah , sesampai di kota Jogja karena merasa daya tahan tubuh saya tak se sehat sebelumnya  , saya berkeinginan singgah ke kawan - kawan saya . singkat cerita setelah semalam saya istirahat di bascam OI Berandal malam ternyata keesokan harinya saya mendapat kabar dari seorang rekan saya yang sudah lama bertugas di posko penanggulangan bencana di kebumen bahwa penarikan pasukan di laksanakan  bertepatan dengan rekan saya sms hari itu juga .wah sedikit bingung yang saya rasakan . yah mau enggak mau saya stay di Jogja untuk sementara waktu .

alhasil selama saya dekem di Jogja ya itu tadi  ,selain saya bertemu dengan kawan - kawan lawas yang juga pernah cawe -cawe di posko atau barak pengungsian saya juga sempatkan keliling -keliling kota Jogja . yah apa boleh buat lawong enggak ada salahnya toh ?

Sekilas mengenai Bascamp OI Berandal malam .

Layaknya organisai atau komunitas lain yang pernah saya singgahi . OI Berandal malam adalah sebuah wadah pemberdayaan manusia juga  , hanya saja nama ini di ambil dari salah satu judul lirik lagu ciptaan Iwan fals .ya singkat cerita ini bukanlah suatu gengk begitulah saya beranggapan . saya ambil contoh ; selain kesehari - harianya cangkrok kawan - kawan disini ( OI BM = Berandal Malam ) juga mempunyai aktivitas rutin , seperti cabang olah raga yang selama  ini aktif yaitu footsal atau olah raga bulu tangkis sebagai kegiatan rutin dua kali seminggu  , selain itu kerap kali mengadakan bakti sosial yang bekerja sama dengan rekan - rekan komunitas yang lain , atau mengadakan hiburan rakyat seperti pementasan musik performen , lomba  gambar  dan  mewarnai khusus anak - anak seusia sekolah dan sebagainya . kata berandal memang identik dengan urakan , kotor , ganas dan sederetnya . apalagi di bubuhi kata tambahan malam .wew .. jangan tanya lah .. yang jelas setiap orang mendengar kata tersebut pasti berprasangka ganas , liar , kotor , urakan dan sebagainya . silahkan saja orang  beranggapan apa yang jelas ini tak seburuk apa yang Anda bayangkan .

Kembali ke awal  ,

Mungkin Anda penasaran dengan  kegiatan apa yang saya kerjakan sewaktu saya nangring di kota Jogja monggo silahkan  flesback ke tulisan saya ke edisi - edisi sebelumnya .

Saya bersama rekan - rekan OI Beranadal  malam Jogja sewaktu pembenahan bascamp.
foto di ambil pada tanggal 5 januari 2014 pkl 15.00 sore .
( dok, pribadi ) 

Rekan - rekan OI Berandal malam di pantai Sundak saat kegiatan bakti sosial bersih pantai .
( dok.pribadi ) 

Foto bareng sehabis sholat idul fitri di bascamp OI Berandal malam .
 ( dok. pribadi )

Narsis di pos I  OI Berandal malam jogja .( dok. pribadi )

    




mungkin  cukup sampai disini  dan salam dari saya  ,  Budi Katreka .













Jumat, 10 Januari 2014

Potret ini untuk si Pit

Seperti biasanya sehabis tidur , bersih-bersih kamar , terus mandi , lalu  saya dan pit muter - muter sambil jepret ini - jepret itu .
ini beberapa hasil jepretan saya  sewaktu singgah di kota gudeg  ( jogja ) .

Sepanjang jalan Malioboro ( dok. pribadi ) 


Pulau cemeti , taman sari (dok. pribadi ) 


 
Pulau cemeti / taman sari tampak dari samping 
(dok. pribadi ) 


Jokteng ( pojok benteng ) RONDJENG . ( dok. pribadi ) 


Tampak pit di depan pintu masuk jokteng Rondjeng .
(dok. pribadi ) 


Pit bersama penjual dawet (dok.pribadi)


ah..hari ini otak saya lagi buntu gak bisa nulis ..hehe ...
semua foto adalah dokumen pribadi saya. di ambil pada tanggal 10 januari 2014  pkl 14.30 .
di Bido. 

n/b ; Terima kasih buat Pit tanpamu potret ini tak akan ada di blog ku .  









Kamis, 09 Januari 2014

Di angkringan itu ada Aku , Kau , dan Mbak Wiwil

Sering kali saya mendengar  , bahwa negara ini sangatlah kaya . mengenai bermacam - macam nama rempah , suku , bahasa  , tradisi  dan budaya dsb . saya ambil contoh mengenai tradisi memdirikan rumah di kawasan keraton atau masih di dalam  benteng  yang hingga sampai saat ini masih di lakoni dan terawat dengan baik .

Mengenai tradisi membangun rumah masyarakat di kalangan keraton jogjakarta khususnya  ,

Malam yang lalu tepatnya tanggal 7 januari 2014 sehabis waktu sholat isya' .Saya  bersama Mbak Wiwil dan satu lagi kawan saya  Mas Penje dari kampung soragan  ,  kami bertiga  menyempatkan diri sejenak ngobrol ngalor -ngidul sembari menunggu nasi goreng yang kami pesan . sampai pada akhirnya  obrolan itu  menyinggung tentang  istiadat yang masih berlaku hingga saat ini    , sebenarnya perbincangan itu bukan topik utama kami saat kumpul sewaktu di angkringan itu  .hehe  kebetulan sekali jarak tempat kami  bertiga nongkrong tidak begitu  jauh dari  rumah Mbak Wiwil  ,lah  kebetulan lagi kediaman Mbak Wiwil  masih di kawasan dalam benteng keraton jadi yah apa salahnya toh menyelam sambil minum air  , maksud saya sambil  menunggu  pesanan  nasi gorengnya saya coba bertanya -tanya tentang adat masayarakat di kawasan benteng keraton begitu hehe..

Beberapa info  yang sempat saya tahu  yaitu mengenai bangunan  rumah -rumah penduduk  kawasan keraton yang tidak boleh di bangun tingkat dan letak arah rumah yang tidak di perbolehkan membelakangi keraton .

ini perbincangan saya bersama Mbak Wiwil.

Mbak Wiwil  ;
 " coba sampean lihat dan cermati baik -baik sederetan rumah warga dari  jokteng ( pojok
    benteng ) yang satu sampai ke jokteng yang lain ! " kata Mbak Wiwil sembari menunjuk arah jokteng . "    mana  ada rumah warga yang di bangun tingkat  ,   loh ora ono toh   ..?   kalau toh ada pasti di tegur sama pak kampungnya dan  langsung di  suruh bongkar  , hehe  "    lanjut beliau ."

Mengintip kota dari dalam Jokteng Gonjrang ( pojok benteng keraton) 
( dok. pribadi )

 Saya             ;
 " memangnya kenapa Mbak ? "

Mbak Wiwil   ;
 " ya jelas gak boleh toh mas  , lawong bangunan keratonya  saja gak tingkat kok .dulu  pernah tetangga saya merenovasi rumah sekaligus mau membikin lantai dua  rencananya khusus kamar buat anaknya  , tapi belum sempet rampung para petugas keraton mendatangi  dan memberikan pengarahan pada si pemilik rumah itu tadi  , dengan alasan kata petugas "rumah njenengan boleh di renovasi asalkan  tidak melebihi  tinggi bangunan keraton . melebihi banguna keraton itu sudah melanggar aturan sebab  anggap tidak menghormati kediaman raja "( kata petugas ke pada si pemilik rumah ) "

Saya   ;
" terus , penduduk sini dulunya memang abdi dalem po piye  ?" tanya saya .

Mbak Wiwil :
 " ya gak semua  yang bertempat tinggal  disini ini ( benteng keraton )  adalah abdi dalem.. siapa saja boleh menempati cuman dengan syarat harus taat pada aturan - aturan yang  berlaku . maksud raja bagi warga jogja khususnya  yang belum memiliki  rumah bisa disini. asal rumah di  bangun secara gak permanen , jadi warga jogja di  beri kebebasan  menempati tanah asal rumah yang di tempati itu wajib di buat usaha . jadi jangan  heran kalau sampean masuk kawasan benteng banyak di jumpai orang - orang yang berdagangan atau warung  atau apalah yang berbau usaha .  dengan  maksud agar masyarakat jogja  bener -bener tentrem  gitu mas ".

Saya ;
"Seiring waktu  berjalan buktinya sekarang banyak rumah warga yang di bangun permanen mbak ".

Mbak Wiwil ;
"Yah begitulah kenyataanya mas , saya sendiri gak  begitu paham kenapa itu bisa terjadi begitu" .

beberapa jam kemudian ..

"oalah gak  terasa sudah se  jam lebih kita ngobrol kok nasi gorengnya  baru keluar hehe...' kata Mbak Wiwil ."yok monggo maem dulu ntar kita lanjutin lagi ngobrolnya hehe " lanjut Mbak Wiwil .

 
                   Saya dan Mbak Wiwil berjalan  menuju alun-alun keraton .
 foto di jepret oleh Mas Pinje . tanggal 7 januari 2014 pkl. 10 malam .


Saya dan Mbak Wiwil membeli kinang saat acara sekaten .foto di jepret oleh Mas Pinje .


Aduuuhhh... spertinya mata saya ngantuk yo... oklah terima kasih sudah  membaca tulisan saya .sebetulnya  banyak sekali  yang  harus saya tulis . seperti tentang  bahasa sandi yang dulunya pernah di gunakan para pejuang keraton saat melawan belanda , tentang acara sekaten yang di adakan setahun sekali . kami bertiga  sempat menyinggung itu sebagai mengisi obrolan sewaktu di angkringan . tapi apa daya mata saya sudah terasa sepet. hehe  jadi ya saya lanjut ke edisi berikutnya saja.

 yah meski sedikit yok berbagi pengalaman dan pengetahuan lak gitu toh rek ? ..hehe jadi untuk  sementara izinkan saya istirahat dulu... hehe

salam manis dari saya Budi Katreka .
by...by... 





         


                                          




Selasa, 07 Januari 2014

Berteduh di masjid pendem

Setelah lamanya berteduh di  kawasan titik nol kilometer nya kota jogjakarta . saya dan pit melanjutkan perjalanan saya menuju pasar ngasem .

tanggal 6 januari 2014 perjalanan saya lanjutkan ke tempat bangunan kuno yang terletak masih di kawasan dalam  benteng keraton . tepatnya di dalam pasar ngasem . tempat ini  biasa di gunakan untuk beribadah Sultan Hamengku buwono pertama beserta para abdi - abdi dalemnya .

saya belum tau pasti tahun berapa  bangunan tersebut didirikan . yang  jelas saya mendapat sedikit informasi  dari  salah satu masyarakat setempat yang kebetulan beliau sudah tiga puluh tahunan menjadi tukang ngrumat masjid sumur guling ini . dinding masjid meski sedikit kusam tetapi masih tampak kokoh dan terawat dengan baik . konon menurut cerita versi Pak Cip ( penjaga sekaligus sebagai cleining servis ) , Masjid Sumur Gemuling ini sempat di renovasi kembali oleh seorang portugis pada tahun 1758  . waw.. jadi umur masjid ini kalau di hitung dari 1758 - 2014 berarti berapa ya .. yah mungkin sekitar 200 tahunan lebih lah..

Masjid Sumur guling adalah sebuah bangunan kuno yang mempunyai bentuk seperti uvo jika dilihat dari atas bangunan lawas atau lebih di kenal pulau cemeti  . Masjid Sumur  Gemuling ini  disebut juga Masjid Pendem , dengan artian memang letak masjid  berada dalam bawah tanah .sehingga untuk memasuki masjid ini harus menuruni beberapa anak tangga yang berkelok - kelok .

Pintu masuk menuju ruang utama . Masjid sumur gemuling , di jepret tgl ,6 januari 2014 .pkl 09.20
( dok. pribadi )

Foto lima anak tangga menuju ruang ke dua . yang bermakna lima rukun Islam . 
( dok. pribadi )


ada apa dengan masjid sumur gemuling / masjid pendem ?

konon di dalam masjid ini terdapat sebuah sumur  yang letaknya persis di tengah - tengah masjid tepatnya berada di bawah tangga menuju ruangan ke dua . sumur yang dulunya berfungsi sebagai berwudlu oleh raja dan abdi dalemnya . ruangan yang ke dua ini di gunakan khusus kaum putri . pola bangunannya tidak beda dengan ruangan  bawah , hanya saja ruangan putri terdapat tempat berwudlu dan ruang ganti . empat anak tangga yang berbentuk mirip kerucut ini di tunggangi satu tangga menuju lantai dua itu tadi .  lima tangga yang berada di atas sumur guling ini bermakna rukun islam . masih menurut cerita versi Pak Cip  sumur ini sempat aktif  , berhubungan dengan seiringnya waktu lambat laun banyak di kunjungi wisatawan baik luar maupun lokal demi menjaga keaman maka sumur gemuling ini di tutup sehingga yang tampak hanyalah bentuk bundaran dinding sumur .

  
                       foto sumur gemuling di bawah lima anak tangga .
                                             ( dok. pribadi )
                                    
                       
 
 Saya dan Pak Cip di dalam masjid sumur gemuling / masjid pendem .
                                            ( dok. pribadi )

nah.. buat kawan- kawan yang penasaran mengenai sumur gemuling atau masjid pendem monggo di telik'e ke jogja . hehe

sudah ah..itu saja sedikit tulisan saya tentang masjid sumur guling . untuk selanjutnya ... ngopi..ngopi dulu yok....hehe


Senin, 06 Januari 2014

Pit menuju nol kilometer

Wew .. masih di seputaran  mengenai cerita perjalanan saya di kota jogja . dalam edisi kali ini saya akan sedikit mengulas dan  menyuguhkan hasil  karya dari penggiat - penggiat seni yang ada di kota gudeg .kain  batik salah satunya . sangat beda apa yang Anda bayangkan ,

kenapa bisa begitu ???


Tanggal 4 januari 2014 , pkl. 11.30 siang hari .

 Dengan mengendarai pit di bawah sengatan terik matahari  , capek bukan alasan utama saya menggayuh sepeda secara lamban , selain hemat energi karena masih banyak yang akan saya kunjungi  , juga macetnya bukan kepalang .hehe maklum mungkin kebentur hari libur jadi kemacetan sering saya jumpai di mana - mana .

Setelah setengah jam an saya ngontel dari dusun Soragan tempat saya singgah ke jalur Malioboro ,  dengan sedikit engos -engosan akhirnya sampai juga  ke tempat tujuan utama saya  yaitu perempatan  titik nol kilometer atau kawan - kawan saya di Jogja menyebutnya bangjo titik nol kilometer .tepatnya di depan monumen serangan 11 maret 1949   , 30m dari gedung vandeburg .  waw..rute hari ini  lumayan membuat saya gempor , bagaimana tidak lawong saya nge-pit kok belum lagi sengatan terik panas matahari yang membuat saya basah - basahan keringat ampun deh. tapi tak apalah dari pada penasaran . hehe

 gambar batik dengan ukuran kurang lebih 1m persegi  yang tertempel di bagian bawah tiang lampu kota  ,  tepatnya di  kawasan titik nol kilometer sebelah kanan dari sepanjang jalan  Malioboro sudah terpampang .

 Singkat cerita  , saya  memilih tempat  yang membuat saya paling enjoy. di bawah pohon beringin yang rindang  tepatnya persis tiga meteran dari monumen batik . ya saya  bersandar disitu  sembari menikmati rokok tentunya  .

di depan saya nongkrong terlihat jelas tulisan "monumen batik yang di tetapkan oleh UNESCO  pada tanggal 2 oktober 2009 semasa  Bapak H.HERRY ZUDIANTO sebagai walikota  " nah dari tulisan inilah gagasan untuk menulis mengenai batik tumbuh . kebetulan sekali akhir - akhir ini saya berkecimpung dagangan kain batik di kota saya  ,  bisa jadi dari sini harapan saya untuk membuka galery batik bisa berkembang amin ya robbal 'alamien .

ok  kita kembali ke monumen batik .
persis di depan papan yang berukuran sakla kecil ya sekitar 1m lah terpampang tulisan "terima kasih anda tidak berjualan di kawasan nol kilometer" terdapat enam tiang lampu kota yang berhiaskan  beberapa gambar batik berserta keteranganya . dua diantaranya sempat saya baca . yaitu ..

Batik Jong ,
Batik Jong merupakan motif batik rakyat jogja dari bantul . motif utama jong ( kapal) dengan latar belakang moloran .batik jong menggambarkan ombak lautan  , yaitu sebagai ungkapan rasa kagum pada kapal yang di gunakan para prajurit Sultan Agung saat menyerbu Batavia .

Batik Gembira loka  ,
 Batik termasuk dalam pola kotak parang dengan motif utamanya satwa dan latar belakang gringsing di dalam kotak parang . gembira artinya senang , sedangkan loka tempat . jadi menggambarkan 32 jenis satwa yang memberikan kesan gembira . batik ini merupakan cipta karya dari KRAY HASTUNGKARA  istri dari HAMENGKU BUWONO IX .

sebetulnya  masih ada beberapa gambar batik lagi di tempat saya nongkrong  . disitu ada 6 tiang lampu kota , satu tiang masing- masing terdapat 6 gambar batik lengkap beserta keteranganya.

yah bagaimana lagi belum tuntas saya pelajari semuanya , tiba-tiba .. huuuu.... lagi- lagi jajaran satpol pp sedang beroprasi penertiban pedagang kopi keliling dan penjual rokok keliling  di sekitar lampu merah tempat saya mengenjoykan diri ,. wah dengan sedikit mangkel saya juga ikut beranjak donk meskipun yang sebenarnya itu bukan di tujukan untuk para pengunjung  , yang jelas saya kan gak merasa enjoy lagi toh... yah sudah dengan berat hati terpaksa saya hampiri si - pit untuk melanjutkan perjalanan saya menuju keraton .
lah apa boleh buat kalau sudah enggak se enjoy pertama kali saya bertduh disitu ...hehe
saya kira sampai disini  , dan saya harap sedikit pengetahuan tentang batik dapat menambah wawasan kawan - kawan semua ..

dari saya , salam Budi Katreka dan monggo semangat terus berkarya .
.

masih di kawasan titik nol kilometer seberang jalan monumen  batik.
foto di jepret oleh Pras penje tgl 2 januari 2014 pkl 10 malam .  





Jumat, 03 Januari 2014

Jelajahku di kota gudeg


Mengintip dengan cara lamban memasuki  lorong - lorong perkampungan yang sempat saya jamah pada tahun 2010 an yang lalu  , tepatnya di kampung Soragan   , Bantul  Jogjakarta . awal cerita perjalanan  ini saya akan  sedikit meng korek - korek pengalaman saya se waktu pertama kalinya  dan  delapan bulan pernah singgah di kota gudeg  ini  ( Jogja ) .

Yah   ini  ke dua kali nya saya meleburkan diri di kota Jogja , yang pertama awal  tahun 2010 sewaktu eropsi merapi . dimana waktu itu kota Jogja di selimuti awan hitam pekat akibat dampak  dari gunung merapi itu . dari awal kehadiran saya memang bertujuan untuk membantu para korban bencana eropsi  . bukan kebetulan saya adalah seorang SAR .

foto sewaktu di dusun kinoharjo , Sleman - Jogja . thn 2010 

 terus terang saja saya buta tentang ilmu kebencanaan apalagi tentang pengertian SAR  , aduh jangan tanya lah..! yang jelas  waktu itu saya memberanikan diri keminter ( sok tau )  , " loh memang iya kok saya bukan orang yang pandai tentang penanganan bencana "  , cuman  untungnya  saja saya punya sedikit bekal jadi gak sampai ngomplong ketika saya kebagian tugas . Dulu sewaktu masih sekolah dasar saya aktif  mengikuti ekstrakulikuler di sekolah , yang saya ikuti waktu itu PRAMUKA ( Praja Muda Karana ) juga PMR ( Palang Merah Remaja ) . jadi  saya gak sampai merasa begitu asing dengan apa yang saya hadapi sewaktu di posko penanggulangan .

Mengapa saya datang ke Jogja ?
Singkat  ceritanya begini ..

Persis pada waktu pergantian tahun 2009 - 2010, orang lebih mengenalnya istilah tahun baruan . Saya mengalami sedikit depresi dalam hidup saya , memang tidak mudah menghilangkan rasa jenuh yang amat kritis ( dalam  istilah saya ). entah karena apa  yang jelas waktu itu saya seperti  hidup dalam sebuah kubangan yang pengap dan  gelap . huu bayangkan saja !!!

lambat laun saya jadi teringat dengan teman seangkatan sekolah waktu SMP . Teguh namanya , dia bukan seperti teman - teman saya yang lain , wah  bicara tentang teman saya itu , dia orangnya suka sekali keluyuran padahal ( maaf )  cara berfikirnya  sedikit sret ,

di kemudian hari..

Saya sengaja meminta dia datang kesebuah warung di kawasan kampus untuk menemani saya yang sudah tiga puluh menitan menikmati  teh anget buatan Mak Dul .ya  sekedar untuk gurau -gurau saja bukan untuk membahas hal yang berbau budaya ,sejarah atau apalah . mengajak dia ngobrol apa salahnya sih meski seringkali gak nyambung.,hehe

Selang beberapa jam kemudian , " ...mlaku -mlaku iku enak opo meneh  lewat sing gak tau  di lewati , iku iso gae awakmu koyok wong jek tas urip  "katanya memotong pembicaraan saya . wah  terus terang saja waktu itu keadaan saya sedikit mangkel . bagaimana tidak lawong yang saya  tanya " awakmu wes mangan opo gorong " lah kok malah jawabnya  sama sekali gak sesuai . huu

Ada benarnya juga teman saya yang sedikit setengah waras itu nyelutuk begitu .seolah - olah dia membangkitkan saya dari kesumpekan yang beberapa hari itu membuat pikiran saya ngalor - ngidul 

Ke esokan harinya ...

Saya mencoba untuk menenangkan pikiran  dengan cara blusukan kekampung - kampung yang sama sekali tak pernah  terjamah .maksud saya ,agar seperti bocah yang  baru terlahir  seperti yang di katakan teman saya itu sewaktu diwarung . ternyata  benar , pikiran saya berada di zona nyaman yaitu tenang alias freess.. 

Akhirnya ya ini ...

foto bareng team relawan Organisasi OI se -jawa di posko pengungsian ,dusun Soragan , Bantul -Jogja

Saya berinisiatif  mencari hal - hal yang baru salah satu contoh ,saya nekat pergi ke jogja menjadi team voulunter  di awal  tahun 2010 tepatnya di dusun soragan , bantul - Jogjakarta .

Awal cerita tentang perjalanan  ini  mungkin saya akhiri sampai disini saja . lebih singkatnya  , ceita " jelajahku di kota gudeg " ini saya sambung ke edisi selanjutnya .

selamat membaca ...salam saya Budi Katreka .