Kamis, 20 Oktober 2016

Kreongan Dalam Catatan Saya


- Catatan singkat tentang analisa sejarah Kreongan -
Menggali sejarah memang tidak semudah membalikkan tangan, dalam prosesnya membutuhkan waktu yang panjang, keuletan, kesabaran, harus awas dan pastinya selalu siap di hadapkan pada hal-hal yang rumit. Sebab penulis hidup berada pada posisi jauh sesudah apa yang telah terpendam. Alhasil tidak serta merta langsung mendapat respon dengan baik, wajar.
R. Moh. Ali, Dalam catatanya berkomentar, bahwa sejarah adalah ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, dan peristiwa yang merupakan realitas masa lalu. Begitu juga dengan Beneditto Croce, ia mengartikan sejarah adalah cerita yang menggambarkan suatu pikiran yang hidup tentang masas lalu. Pada intinya keduanya mempunyai pandangan yang sama dalam menelaah sejarah, hanya saja versi tulisannya saja yang berbeda.
Tak bisa saya membayangkan, bagaimana seandainya di bumi ini tanpa ada seorangpun yang sudi menulis ?, tentunya, apa yang nanti yang akan kita baca. Yang pasti proses pembelajaranya dengan melalui lisan, pertanyaanya, bagaimana dengan otak kita? masih mampukah menyimpan ribuan bahkan milyaran ilmu sedangkan setiap menit manusia di hadapkan pada kesemrawutan ekonomi dan masalah-masalah lainya. Dalam hal ini, saya pribadi berkesimpulan bahwa sejarah memang suatu hal yang amat penting di pelajari untuk mengahadapi situasi dan kondisi di masa yang akan datang.
Di Edisi kali ini saya mencoba akan menuliskan kembali tentang apa yang sudah kami proses sebelumnya ( Metode shering dan mencari nara sumber yang tepat serta dengan membuka lebar-lebar jangkauan dan relasi ). Sebagai referensinya llhasil, sebagai berikut :
- Mengacu pada pembangunan Stasiun Jember, Kreongan sudah ada sejak tahun 1897. Mengingat bahwa letak stasiun berada pada wilayah Kreongan.
- Pada tanggal 6 Sepetember 2015, saya pernah menulisnya sebelumnya di Blog saya, Katreka.blogspot.com. Tentang rumah pertama yang ada di daerah Baratan, yaitu rumah milik Mbah Sakidun Salikoh ( Petinggi Desa Baratan pertama ) yang didirikan pada tahun 1830. Waktu itu, Kreongan termasuk wilayah kekuasaanya.
Di atas adalah dua catatan saya pribadi sebagai patokan bahwa adanya Kreongan sekitaran tahun 1830 - 1897. Patokan pertama ( stasiun, 1897 ) informasi saya dapatkan di Ensiklopedia Jember sedangkan catatan kedua ( Rumah petinggi, 1830 ) saya dapatkan dari hasil tanya jawab dengan Eyang Sukmini, putri dari Eyang Merto ( anak ke empat dari Mbah Sakidun Salikoh ) Usia Eyang Sukmini sekarang 103 tahun. Daya ingatnya masih terbilang kuat, terakhir kami menjumpainya saat beliau berjemur di depan rumah miliknya.
Asal usul nama Kreongan, ...
- Nama Kreongan sendiri berasal dari Ngreong dalam bahasa Maduranya yang berarti Ramai.

Sampai disini tulisan dari saya. Selamat membaca dan berngopi-ngopi ria ...
Berikut photo, Buyut Satria ( Babat alas bumi Kreongan ) yang terletak di belakang stadion Noto Hadi Negoro, Kreongan, yang di jepret pada tanggal 8 Oktober 2016. 1:29 oleh saudara Refsi Eroska. Makam Buyut Satria untuk bahan tulisan selanjutnya .





Dokumen.pribadi. Makam Buyut Satria.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar