Kamis, 08 Oktober 2015

Sekolah Dadakan




Ini hari pertama murid SD KEBONREJO II masuk sekolah , tidak ada pelajaran terkecuali bagi kelas satu ,dua dan tiga  , Pak Nopan mengisinya dengan praktek olah raga selama sejam   , seusai itu semua mata pelajaran di kosongkan alias bebas pelajaran untuk hari ini . Sedangkan bagi kelas empat sampai kelas enam kepala sekolah  menugaskan mereka membersihkan pecahan-pecahan genteng dan plafon yang berserakan di lantai ruang kelas di dampingi hanya beberapa gurunya . 

Aku beserta kawan –kawan relawan lainya membantu mengangkat rak-rak buku dan almari lalu menempatkanya di halaman sekolah disejajarkan pada tumpukan meja dan kursi yang sudah di rapikan sebelumnya oleh murid – murid .

 Keadaan ruang tampak tanpa atap genteng dan plafon pecah akibat tak sanggup menahan material semburan gunung yang menumpanginya  , dalam kondisi seperti ini tidak memungkinkan proses belajar mengajar untuk beberapa hari kedepan di langsungkan  , kata salah satu wali kelas .

Di luar ruangan tampak beberapa siswi sibuk menata kembali pot-pot bunga  dan mengganti bunga yang sudah mati kekeringan . Suasana semakin riuh terdengar gelak tawa mereka mirip situasi dalam pasar sewaktu aku dan kawanku bermain siram-siraman air pada tubuh mereka . Dari pintu masuk ruang kepala sekolah mereka membentuk barisan panjang sampai sumur milik  Pak Bendot sembari mengangkut timba yang berisi air secara berurutan lalu di siramkanya setimba air itu ke lantai . Maklum waktu kegiatan berlangsung pipa-pipa saluran air tidak sedikit yang pecah sehingga kami kesulitan mendapatkan air untuk keperluan kesehariannya . Pukul 11.30  , semua murid bergegas pulang  . Tinggalah  beberapa guru dan sebagian siswa yang membantu kami mengurus sekolah.

Proses belajar mengajar berjalan seperti biasa setelah empat hari di vakumkan . Ini hari kelima mereka belajar dan mungkin ini yang pertama mereka menikmati pelajaran dalam tenda peleton yang sudah kami dirikan sehari sebelumnya . 

Di dalam tenda  tidak banyak meja dan bangku yang di gunakan , hanya beberapa saja menurut kapasitasnya , satu bangku diisi tiga siswa khusus kelas enam yang berjumlah empat puluh satu murid . Sementara untuk kelas lima belajar di halaman sekolah tepat di bawah pohon rambutan yang berbuah lumayan lebat . sedangkan untuk kelas sisanya , mereka belajar di emperan posko logistik di tempat kami .
Sesekali canda tawa mereka memekakkan telinganku  , itulah dunia anak-anak  semuanya tampak riang seolah-olah tak peduli musibah yang mereka alami .

Jika sewaktu pelajaran kosong  aku memberikan mereka funtivasi , mengajak mereka untuk larut dalam sebuah permainan dengan maksud penyegaran otak kanan dan otak kiri sedikit di bumbui motivasi . sesekali aku ajak mereka sharing atau nonton bareng film anak-anak yang bertujuan untuk menumbuhkan kembali daya kreatif biasanya dalam istilah kami dreamtrigger atau seperti saintrik , praktek eksperimen , aku ajari juga mereka berbagai macam simpul yang pernah dulu aku pelajari sewaktu aktif di kepramukaan .

Dari kejauhan tampak kawanku si Jimmy mengacungkan tangan kanannya lalu memutar –mutarkanya seolah-olah membentuk  garis- garis orbit yang mengisyaratkan pada mereka untuk segera membentuk sebuah lingkaran , dengan gegas tampaklah seperti huruf O  , lalu dengan kompak mereka berputar mengelilinginya sebagai titik poros menurut rotasi yang jimmy bentuk . Otot – otot lehernya bermunculan sebesar kelingking bayi , suaranya cempreng tetapi lantang sedikit sumbang itulah si Jimmy kawanku  , jika di runut lebih dekat wajahnya mirip Kartolo pelawak kondang  asal jawa timur . Dulu sewaktu aku masih SMP sering kali melihatnya di salah satu program di TVRI .

Irvan membuat Nur menangis  , badanya yang gemuk sering kali usil . Pita berbentuk bunga mawar yang menghiasi bando barunya lepas karena ulahnya . Seperinya Nur tidak terima atas perlakuan Irfan  ,dengan geram Nur membalasnya menyiram segayuh air padanya .

Nuri sering kali mencuri-curi perhatianku  , bocah SD kelas lima berwajah centil . Pada teman sekelasnya ia sering berkata “ eh Mas Budi kuwi loh sing ganteng …” ungkapnya  , kala itu mereka sempat tergopoh-gopoh menutup dengan buku geografi pada wajahnya saat aku menghapirinya , aku membalasnya dengan senyuman irit .
                                                                                   " Kepergok malu " Dokmen . pribadi 2014
 
Hampir sebulan lamanya mereka belajar di luar kelas  , menunggu kami yang masih merapikan sederetan genteng yang pecah , plafon juga diganti , sebagian tembok di ruang guru seperempatnya di keramik berwarna coklat muda , tembok di ruang kelas di cat kembali agar tampak lebih bersih , merapikan rak-rak buku , merehab plengsengan yang ambrol akibat derasnya aliran air ketika hujan turun . Aku menikmatinya kegiatan itu , di dusun Panggunng Sari  . Untuk kalian semua cepatlah tumbuh , kalian menyenangkan .

" Pose Pagi " . Dokmen. pribadi 2014 

" Aku di atas plafon " Dokmen . pribadi 2014