Rabu, 31 Desember 2014

BLUE FIRE KAWAH IJEN

Edisi kali ini saya akan berbagi cerita tentang perjalanan saya sewaktu berada di Kota Bondowoso , yaitu kota yang di kenal dengan sebutan kota tape , sebab tidak sedikit di kota ini penduduk setempat pandai mengolah singkong menjadi tape , dan masih banyak kita jumpai rumah - rumah produksi tape di kota ini .
Lahan yang luas dan tanah yang gembur membuat warga berinisiatif memilih menanam singkong sebab kadar air tanah sebagian besar sedikit dan jarang turun hujan juga membuat tanah di kota ini kurang cocok di tanamai padi .

Kota Bondowoso juga mempunyai potensi wisata , selain arung jeram , sejarah gerbong maut, dan yang lebih di kenal banyak wisatawan baik dalam dan luar negeri yaitu blue fire , pijaran api biru yang hanya dapat kita jumpai di kawah pada waktu malam hari .
Kawah Ijen terletak tidak jauh dari G.Raung , kalau jarak dari kota saya -+ 30 km .

Nah ,  di kawah ijen ini lah bersama sebelas kawan saya  memanjakan mata menikmati  eloknya ciptaan Tuhan . Begini saja , untuk lebih gamblang saya akan bercerita dari awal pemberangkatan sampai ketempat tujuan saya , hehe maaf baru sadar kalau mulai tadi ngoceh panjang lebar... hehehe...

Begini ceritanya ....

Usai Sholat Ashar berjamaah di musholah tidak jauh dari rumah Mas Aniek , bersama sebelas kawan saya bersiap - siap untuk memulai touring , Start dari Mas Aniek salah satu senior saya di lembaga WABI     ( Wahana Alam dan Budaya Indonesia ) , Senin 22 desember 2014 ,  pkl . 16.10 kami mulai berangkat dengan mengendarai 6 motor dan 1 mobil milik Endog ( bukan nama asli ) kami melaju beriring -iringan , spedometer masing-masing kendaraan kami di angka 60-70km/jam . 

Sejam lebih iring - iringan kami telah sampailah di perkebunan karet Desa Jampit , yaitu Desa paling akhir sebelum portal pertama menuju pintu gerbang kawah ijen . Sehabis melewati portal pertama , ke dua dan ke tiga -+3km sampailah di camp taman Wisata Kawah Ijen dan kami bermalam setelah tenda kami dirikan . , sayangnya ,  kami tidak menyempatkan melihat blue fire dan  sunset di puncak ijen , menurunnya stamina membuat kami semalaman pulas tidur di tenda yang di selimuti kabut dan udara yang begitu dingin . 

Keesokan  harinya , pkl 6 pagi kami bangun dan beberapa menit kemudian kami mulai melanjutkan perjalanan ke puncak ijen , dengan retribusi 5rb rupiah per orang akhirnya kami mulailah pendakian ke puncak ijen .

Selama perjalanan sering kami jumpai kuli pengangkut belerang , waw.. tidak tanggung - tanggung mereka memikul belerang 3-4 kali perjalan PP/ harinya , dengan berat sekali pikul antara 60 - 80 kilo tergantung dari masing - masing tenaganya , jadi pihak PT tidak mematok kapasitas berat yang mereka harus pikul .
hmm luar biasa rutinitas mereka , tambang belerang yang di pelopori PT BELERANG sudah ada sejak tahun 1981 , " ...tapi sebelum tahun '81 an banyak penduduk sini memulai aktivitas sebagai kuli pengangkut belerang mas .." kata Pak Taji ( 55 thn ) yang sudah hampir 21 thn bekerja sebagai kuli pengangkut belerang sembari tersenyum kepada saya .

Dari bibir puncak , pekerja angkut belerang ini harus menuruni kurang lebih 1km  dengan medan curam untuk mengambil dan di angkutnya belerang tersebut menuju pos untuk proses timbang dengan jarak dari titik tambang ke pos timbangan -+2,7km
Dari pos timbang para pekerja angkut belerang bergantian untuk mengetahui kapasitas berat beban yang mereka pikul , dengan upah 800 rupiah/ kilonya . Setelah menerima upah  , lalu kemudian mereka pikul kembali belerang yang sudah di timbang menuju ke gudang penyimpanan belerang tepatnya di kawasan camp atau 200m dari pintu gerbang masuk pendakian . 
Waw ..coba Anda bayangkan , jika Anda berjalan sambil memikul beban dengan berat 60-80kilo dengan jarak tempuk 3km PP , hehe apa yang terjadi ya ... hehehe

Pukul 9.15  , setelah sejam lebih melewati jalan tanjakan yang melelahkan akhirnya sampailah kami di puncak ijen , tak seperti hari - hari sebelumnya , para pengunjung dapat menikmati nuansa warna yang di suguhkan kawah . Kali ini kabut tebal membuat keeksotisan pemandangan warna biru , kuning , dan hijau kaldera terhalang kabut sehingga tampak seperti tumpukan kapas putih bersih . 

Udara segar dan dingin sesekali membuat tubuh para pengunjung menggigil , tapi ijen adalah ijen  ,  yang selalu memberikan kepuasan para pengunjung .
 
Kaldera Ijen , hasil jepretan Aniek Tea ( nama akun fb )
dok.men . pribadi

Pengangkut belerang , hasil jepretan Aniek Tea
dok.men. pribadi

Pos Timbang belerang , jepretan Nicho Iliyas 
dok.men .pribadi

Camp Ijen , jepretan Nicho Iliyas
dok.men .pribadi



Senin, 13 Oktober 2014

Temui Aku Di Dusun Kepung

...Tidak , prasangkamu tidak benar dhek , itu saksi bisu bahwa Aku dan rekan - rekanku tidak pernah ongkang - ongkang di tempat ini . Ukiran - ukiran pada kayu kopi , bangunan itu , prasasti  , dan rumah juang serta lainya adalah bentuk kecil pengabdianku dan rekan - rekanku pada penduduk di lereng gunung ini . Bukankah masih banyak hal yang harus kami kerjakan , kami hanya ingin memandang karya - karya itu kelak menjadi besar dan bisa menjadi pembelajaran bagi bocah - bocah kecil di kampung ini , kalau toh perlu dunia mencatat sejarahnya .

Dhek , coba kau tengok bekas itu baik - baik ,  masa lalunya disini ada pertempuran , bayi - bayi di tangiskan oleh suara meriam , para ibu , para embok - embok dengan gigihnya melawan kondisi perekonomian yang akut , bagaimana tidak belanda dan jepang dengan buasnya membuat perekonomian di kota ini lumpuh dan tak berdaya .

" Iya mas , Aku juga pernah belajar mengenai sejarah kota ini , bahkan masa berdirinya kerajaan kediripun sudah pernah Aku dengar dari guru sejarahku " kata adhekku memotong penjelasanku.

" Oia Mas , apakah relawan juga bisa di katakan pahlawan ? "
" Wah kurang paham soal itu , yang jelas  waktu itu kami disini berusaha penuh membantu dan memperdayakan mereka tanpa meminta imbalan apapun . bisa  membantu mereka adalah memiliki suatu kebanggaan tersendiri , Allah yang tahu itu .

Oia sepertinya Aku sudah bicara cukuplah banyak sore ini . ngomong - ngomong kalau boleh tahu , apa kegiatanmu sepulang sekolah besok ? kalau seandainya ada waktu kosong besok akan ku ajak kau jalan - jalan ke kampung sebelah , disitu ada salah seorang janda keturunan dari Eyang Demang , beliau tahu banyak tentang sejarah kampung ini , sambil silaturrohim kita belajar gimana ? " tanyaku

" Bukankah kau ingin menjadi seorang sejarawan toh dhek ? hehehe .. " lanjutku .

... wew , ngomong - ngomong bagaimana komentar Anda mengenai tulisan saya di atas ? hehe sambil  menyeruput kopi iseng - iseng belajar nulis. hehe


foto kenang -kenangan ( dok .men . pribadi )


Selasa, 09 September 2014

Ketika Asmara Melanda Man Robby kepet

" Hehe Mas , mau kah kau antar aku untuk menemuinya  , tolonglah kali ini saja " katamu memohon padaku .
" Setidaknya aku harus kesana menemuinya malam ini juga , ya aku harap begitu . akankah begitu teganya kau melihatku seperti ini ? , oh ,aku tau , mungkin kau meminta sesuatu dariku agar kau benar - benar mau menemaniku ? gampanglah , masalah imbalan kau tak usah memikirkanya itu pasti  , toh rencana itu sudah aku rancang sedemikian rupa , yang jelas aku tak mau mengecewakanmu  , gimana mau kan ? " .

Ugh , kemarin malam kau sudah mengatakan hal ini berkali - kali padaku Rob  , kini kau ulangi lagi permintaanmu itu . Akankah kau tahu bahwasanya kita berdua pasti salah tingkah disana , atau mungkin sesampainya dari sini kau pasti mengurungkan niatmu bertemu dia , sebab aku sendiri belum sama sekali mengenalnya  , apalagi aku dan kamu sama - sama tak pandai bicara , hmm amsiioong jadinya .

bagaimana aku tidak terkejut , beberapa jam sebelumnya jangankan mengenalnya , bertemu saja hanya sekali itu . ow , mungkin benar lelucon yang di maksud kawanku itu , " hati - hati dengan pandangan pertama , biasanya asmara naik ke ubun - ubun , nah kalau sudah begitu tamatlah riwayatmu kau akan susah makan susah tidur bahkan susah segala- galanya " kata kawanku meledekku  . ya , akupun pernah mengalami hal yang sama , makanya itu Robby mengingatkan awal mula hubunganku denganya .

Seperti biasa , sepulang sekolah Robby langsung menuju rumahnya . namun kali ini tidak , dia mampir menemui kami di rumah karya panaongan  , segala usaha untuk mendapatkan informasi tentang pujaan hatinya bisa didapatkan , mungkin maksud kedatanganya kemari begitu . hehe remaja di landa asmara .

N/b ;   Upz.. sepertinya cukuplah aku menulisnya , tentangmu , Robby dan Anif , ( maaf nama kalian tak - aku samarkan , sebab biar seluruh dunia tahu bahwa kalian sedang lagi di landa asmara , ciieeee...ciiiieee...ehem ...ehem... ukhuuukkkk...uuukkkhhhuuukkk... ) .

    photo Robby kepet , di ambil dari akun face book tgl  , 9 Agustus 2014 . pkl 18.45



     

Rabu, 30 Juli 2014

Yang Aku Tulis Dari Pesan Emakku

Beliau Ibu saya , yang selalu membiarkan saya berkiprah kemanapun saya suka , dengan alasan hanya ingin melihat saya menjadi seorang yang andal baik sosial maupun di kancah politik .
meski yang sebenarnya Ibu ( Emak saya memanggilnya ) tidak begitu suka bila saya berkecimpung di politik . sebab , Emak saya sepertinya sudah tahu dampaknya pasti abu-abu  , beliau berpesan " ojo melok politik- politikan engkok awkmu melok nakal " pesen Emak saya , " wew begitu nakalkah politik ? " kata saya dalam benak
.
Pernah beberapa tahun yang lalu saya memaksakan diri untuk berkecimpung di jaringan radikal  , tetapi itu gak berjalan lama hanya hitungan bulan saja , sebab Emak saya mengetahui semua gerak- gerik saya , sampai pada akhirnya  , Emak melontarkan banyak pertanyaan kepada saya dan juga memberi pesan kepada saya ," ojok golek konco sing ngawur , engkok awakmu melok - melok ngawur  , lek iso awakmu belajaro sing berguna gawe awakmu dewe ambek wong liyo " pesan Emak..

Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama ( SMP )  , kalau gak salah bersamaan dengan gempar - gemparnya orde baru thn 1998 , dan saya masih ngalor - ngidul menawarkan lembaran - lembaran koran dan beberapa tumpuk majalah .

Pernah suatu ketika koran- koran dan majalah terjual separuh dari biasanya , dn kalau boleh jujur , laba yang saya dapatkan hanya seribu dua ratus rupiah sampai pada akhirnya saya terpaksa tebang pohon pisang  tetangga yang lagi berbuah matang dan saya jual untuk melunasi buku - buku sekolah yang saya angsur per minggu , kala itu per bukunya seharga tiga puluh ribu rupiah dan tujuh puluh ribu rupiah  

Susah benar waktu itu  , belum lagi perlakuan budaya militer yang di adopsi oleh kesatuan SATPOL PP ( dulu saya menyebutnya cecongok -cecongok ) yang sempat kucing - kucingan yang berakhir saya terjotosi .

Hal - hal  semacam itu yang membuat saya dengan cepat ambil tindakan di luar batas kemampuan saya  . Usaha ini tanpa sadari menempatkan pada posisi maha bahaya .

Untung saja beliau ( Emakku ) tahu persis langkah - langkah saya , hingga pada akhirnya saya mengalami pemusnahan budaya - budaya bejat yang saya lakoni .

Untuk itu sekarang disini dengan hati yang tulus saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga , yang senantiasa membina saya ke jalan yang benar , dan saya sangat- sangat mengagumi kerja keras beliau .
dan saya yakin tanpa Emak saya tak akan bisa menulis seperti sekarang ini ,

dan sebagai gantinya , saya berdo'a semoga kelak apa yang Emak impikan segalanya terkabulkan  , dan saya akan berusaha penuh untuk berbuat yang lebih baik .

Buat Emakku ,  minal aidzin walfaidzin dan matur nuwun .
Emak ,aku sayang Emak .

photo bareng sang Bunda .28 juli 2014 . ( dok.men. pribadi )


Minggu, 02 Februari 2014

Anak Belalang

Dan kedua sayap itu membawanya terbang hinggap dari dahan ke dahan yang lain , dari pohon ini ke pohon berikutnya . dasar anak belalang ...masih belia tapi sepandai bapak  , ibunya . tapi kemana keduanya pergi ? , ataukah kau sengaja meninggalkan mereka begitu saja ?  , sehingga yang aku jumpai hanyalah kau  , anak belalang dan anak - anak pohon jarak yang  beberapa hari yang lalu masih berbentuk biji .

Berhimjau - hijau dedaunan seakan membawaku tetap  berfikir tentangmu ,  anak belalang . di sertai suara adzan ashar dari corong - corong langgar tiap hari , tiap sore sebab salin di waktu itu yang jelas aku masih terlelap . ayat - ayat suci Al -qur'an meredakan kejenuhan dalam hati , dalam fikiran yang tak  beda jauh seperti suasana pasar .

Huuff  dasar anak belalang ...! ,
masih saja kau  melompat - lompat , iri aku melihatmu . tetapi , marahkah Engkau ? jika fikiran ini sedikit  menolak keberadaanku saat ini ? terbang tak  bersayap , pergi tak  berbekal , diam ? ah itu hal yang paling tolol , Tuhan tau itu  , berjam - jam terpaku itu suatu hal yang aku benci .ah dasar anak pohon  , melihatmu timbul fikiran   , " aku semakin tua ya..?  " .

Hujan turun , butir - butiranya sebesar biji jagung , ah sepertinya sebentar lagi reda  . 
sementara , anak belalang itu  masih saja melinhtas dalam fikiranku .padahal sepuluh menitan yang lalu ia sudah tak terlihat lagi  , entah kemana perginya . dengan kedua kakinya ia menerjang ranting - ranting yang di hinggapinya . tanpa bantuan teman , ya sendirian saja .

Aku juga sepertimu  , melompat kesana - kemari  , dari rumah yang satu ke rumah yang lain , dari kota kecil ke kota yang besar , dan kembali lagi ke lorong -lorong kota tempat asal aku di lahirkan  , dan sekarang , sore ini , duduk manis menulis di rel kereta api  , di antara kebisingan dan hening dan sedikit kumal . sendiri ..ya hanya seorang diri .sesekali , anak  belalang , anak - anak pohon  dan ocehan - ocehan burung  , tampak indah namun ironis .( mengkerutkan kening dan  aku sedang berfikir ) . 

" Ah sepertinya aku tak bisa lama - lama diam disini " gumamku dalam hati .
"Anak belalang...anak belalang  , kamu lagi yang membuat aku tergesa - gesa untuk cepat - cepat beranjak , tapi kemana ya ? " kataku lagi .

Entahlah , semakin hari aku tampak kumal , kulitku tak selembut dulu , hari - hariku sekarang tak sesibuk sebelumnya , yang selalu cengar -cengir , humoris , tapi sekarang ? "ah sudahlah  , yang pasti hal seperti ini jangan terulang kembali , tenanglah Sumi .. " kataku dalam hati .

Sumi , ya Sumi Paygodho  , itu namaku jika di telaah ke dalam bahasa gali . bahasa yang rumit untuk di ucapkan .apalagi dizaman sekarang yang serba bertehnologi . sulit benar  mencari bahasa ini untuk di pelajari .di koran - koran , di berbagai majalah , di buku - buku pelajaran , apalagi di situs - situs internet , kalaupun  ada itu hanya segelintir kata saja .

Benar sekalilah itu bahasa peninggalan keraton  ngayogyokarto sewaktu penjajahan Belanda . sekitar tahun 1960 an bahkan mungkin sebelumnya .

Sumi Paygodho , nama sederhana yang bermakna keluhuran hati yang lembut dan budi pekerti itulah kunci kesuksesan , sebab wawasan yang luas itu " harto " sebagai penunjang .Amien ..

" Sepertinya sudah terlalu lama aku duduk di rel kereta ini  ,  cepatlah  beranjak Sumi , tak  baik kau lama - lama disini , cepatlah  berdiri , dan berfikirlah untuk kedepanmu karena kedua kakimu maih kuat dan berotot  menerjang apa saja di tempatmu  berdiri , melangkahlah Sumi..!!! , jangan ragu - ragu sebab percayalah anak belalang itu adalah utusan Tuhan yang mengajakmu untuk segera  melompat dari murung ke hati yang riang , dari letih menuju bugar , dari kehidupan yang pahit menuju kehidupan yang manis , dari gagal menuju  bangkit , Sumi .. yakinlah Tuhan pasti memberimu jalan" kataku dalam hati . 

Foto Sumi paygodho = Budi hartono .( dok .pribadi )




Sabtu, 25 Januari 2014

Akhmades Tidurmu Nyenyak Sekali

Tanggal 15 januari yang lalu , "ah mungkin semalaman kau tak nyenyak dalam tidurmu atau kau sengaja begadang karena pagi - pagi benar akan pulang ke kampung halaman  , atau dampak dari menyruput beracangkir - cangkir kopi ? atau hmm ...  ", masa bodo yang jelas selama perjalananmu pulang di kereta tidurmu nyenyak sekali kawan  , seolah- olah kau bukan lagi di atas kereta yang sedang  melaju  , ah kau melewatkan pemandangan -pemandangan indah itu sehingga pesona alam dari balik cendela tempat kepalamu bersandar lewat begitu saja..hehe gak asik ...

Waktu itu ...singkat cerita  , kereta api yang memebawa saya ke Jember sempat berhenti yah lumayan lamalah sekitaran tujuh menitan . logawa kelas ekonomi yang saya tumpangi mangkrak  ," wew ...saya yakin ini akan berhenti lama lagi , sebab nuggu kres-kresan" kata salah satu penumpang di sebelah saya sembari menyulut sebatang rokok kretek .terus terang saja saya enggak begitu menanggapinya sebab dalam otak yang saya pikirkan " oh stasiun Madiun , dan uang yang hanya tiga ribu saja di kantong ".

Yah uang tiga ribu membuat saya kelabakan harus mikir - mikir seribu kali , bagaimana tidak , perjalanan masih panjang dan uang itu satu -satunya yang saya punya ... apes .yah jika seandainya Anda bersama saya waktu itu mungkin Anda akan " jadikan jimat saja uang itu mas hehe , lah percuma toh buat beli nasi pecel madiun saja gak cukup hehe " kata Anda meledek saya 

Beberapa  menit kemudian ... , 

Wew kali ini kalian malaikat kecilku . tiga lelaki itu adalah Akhmades , Abut , dan satu lagi lupa hehe , nomor kursi mereka kalau enggak salah sih 4c/k3 tau ah lagi - lagi saya lupa nomor kursi yang diduduki , yang jelas kami belum saling mengenal dan sama -sama duduk si balik dinding toilet .

Beberapa jam kemudian ... , ( Akhmades masih tidur )

Oya melihatmu duduk sambil tidur  tiba - tiba saya teringat dengan seorang teman dari negara yang terkenal dengan " jam " tanganya  , Swiss . Sisilia  namanya , sesosok cewek tomboy . dulu saya mengenal sewaktu di Bali. yah bisa di bilang dia tamu pribadi saya  , karena memang saya dan Sisilia sudah saling kenal dan janjian di facebook ketemuan di pulau dewata . 

Sebulan berlalu... " sliping bit sitting' yah kata- kata itu sering kali sebagai kata pembuka guyonan saya dan Sisil  , setiap kali dan pasti..

Eh Akhmades  , Sliping bit sitting hehe gumamku menghibur diri .
hehe ya hanya itu bro buat ente ...
yah kata - kata itu yang cocok buatmu bro waktu itu kawan . " tidur sambil duduk" bagaimana tidak ,  tidurmu  begitu nyenyak , padahal sewaktu itu aku butuh bantuanmu .. hehe ..

Jember , kita sudah tiba di Jember bro . kota kecil yang sudah lama kita tinggalkan .
 tulisan ini buatmu kawan , gak begitu banyak , gak begitu bagus , tapi inilah sebagai rasa ungkapan terima kasih . semoga kau baik - baik saja disana . tancap jozz.. and tq bro .

foto ; - MENYULUT ROKOK-
Akhmades (  di ambil dari akun facebook  , tgl 25 januari 2014 ) 

foto ; -BERKARYA -
 Akhmades ( di ambil dari akun facebook , tgl 25 januari 2014 )






Senin, 20 Januari 2014

Mbak Wiwil Ini darimu Untukku dan Pinje

Singkat cerita  ,
 disini saya akan tuliskan salah satu keunikan dari keunikan -keunikan yang lain masih di kawasan kota Jogja . yaitu Boso Gali  , atau Jape methe yang berasal dari kata Jape nethe yang berarti Cahe dhewe masayarakat Jogja lebih mengenalnya . 

Tiga hari sebelum saya kembali ke Jember . tanggal 12 januari 2014  , pukul 8 malam  , Saya menyempatkan diri mampir kerumah  Mbak Wiwil  , tepatnya di dalam betengan atau saya menyebutnya benteng , karena memang letak rumah Mbak Wiwil masih di kawasan dalam benteng keraton ngayogyakarta . seteleh beberapa lamanya saya blusukan di kawasan benteng di temani Mas Pinje  , saya sengaja datang ke rumah beliau . sebenarnya itu rencana keesokan harinya saya untuk mampir ke rumahnya hanya saja waktu itu kebetulan hujan yah apa boleh buat  , jadi  kami berdua bersepakat mampir .

Beberapa menit kemudian ..( di kamar Mbak Wiwil )

Dua gelas teh panas dan secangkir kopi siap di sruput . seiring waktu berjalan  , saya mencoba membuka obrolan dengan sedikit bertema nyrempet -nyrempet mengenai budaya tentunya.. hehe padahal terus terang  saya enggak begitu paham mengenai budaya  , hanya saja sebelumnya saya pernah di janjeni memberikan pelajaran tentang Boso Gali atau bahasa walikan atau bahasa gaulnya Jogja kawan - kawan menyebutnya .lah mumpung saya masih ingat , disini saya akan coba terangkan .

Sedikit  mengenai Boso Gali ,

Sebenarnya bahasa sehari - hari yang di gunakan masyarakat Jogja adalah bahasa Jawa . adapun tingkatan bahasa Jawa itu sendiri ada bahasa ngoko ( bahasa kasar) , bahasa krama madyo , dan bahasa tiang sepuh ( bahasa krama inggil =bahasa alus )  . dari awal saya sudah singgung disini , bahwa ada keunikan masyarakat Jogja berkomunikasi , selain menggunakan bahasa Jawa masyarakat Jogja juga mempunyai bahasa walikan  , konon menurut cerita  versi Mbak Wiwil bahasa ini pernah di gunakan untuk mengelabuhi musuh- musuh masyarakat Jogja ( para prajurit keraton khususnya ) di zaman penjajahan Belanda .

Boso Gali atau bahasa walikan saya pribadi menyebutnya bahasa prokem atau lebih di kenalnya bahasa sleng yang di gunakan pada tahun 1960 an bahkan mungkin sudah ada sebelumnya . Bahasa Gali ini sempat hilang keberadaanya dan  tenar kembali pada tahun 1990 an .
 Versi lain mengenai boso gali ini adalah bahasa pengantar yang di gunakan para gali , preman , atau maling yang akan menjalankan oprasinya dengan tujuan agar tidak di ketahui banya orang .

Dengan seiringnya waktu bahasa walikan ini kini masih di gunakan bahkan dari banyak kalangan , dari pelajar  , tukang becak sampai para pejabat sekalipun .
saya ambil contoh ; Dagadu  ( yang berarti Matamu )  , enggak salahlah kalau produk yang asli berlogo gambar mata . Dab (  Mas ) , Poya ( tidak  ) , Pagob ( keras ) dsb .

  Nah  dari pada Anda bingung , sekarang yok kita simak rumus berikut .

 sebelum di balik .
hanacarakadatasawala
Nglegena ha.pngNglegena na.pngNglegena ca.pngNglegena ra.pngNglegena ka.pngNglegena da.pngNglegena ta.pngNglegena sa.pngNglegena wa.pngNglegena la.png
jadi pasangan huruf HA = PA , NA = DHA , CA = JA ..dan selanjutnya
padhajayanyamagabathanga
Nglegena pa.pngNglegena dha.pngNglegena ja.pngNglegena ya.pngNglegena nya.pngNglegena ma.pngNglegena ga.pngNglegena ba.pngNglegena tha.pngNglegena nga.png
Pye Dab ? sudah paham  nopo ora hayoo ..??? hehe ..

contoh ; MA ( melompati satu huruf  ke atas ) = DA
              TA  ( melompati satu huruf  ke bawah ) = GA
              MU ( melompati satu huruf ke atas  ) =  DU
Kata DU di ambil dari kata MU.

 Hehe  mungkin sampai disini saja  tulisan saya edisi kali ini, haha selamat belajar .. salam budi .katreka.




























Minggu, 12 Januari 2014

Perjalanan pulang yang tertunda

Wew... sepertinya rencana perjalanan pulang ke kota kelahiran saya tertunda lagi . sedikit kagok sebenarnya yang saya rasakan . bagaimana tidak lagi - lagi kesehatan saya sedikit terganggu di tambah lagi dengan acara  puncak sekaten yang akan di adakan besok hari senin malam selasa  itu yang membuat saya jadi kepikiran .

belum siap benar saya bergegas meninggalkan kota Jogja  , ealah ternyata kawan saya melayangkan kabar " kalo keadaan sudah kondusif  lu cepet -cepet balik aja bro , kasian si Nicho sendirian terus , tega bener lu ye ? " kata si Engkong ( panggilan akrab saya kepada mas Aniek tea ) . ha..! satu persatu timbul pertanyaan dalam hati saya . uh ada apa lagi ini , padahal terus terang saya masih belum ingin cepat - cepat beranjak dari Jogja . wah  sepertinya saya  di tuntut untuk bersikap bijak , tapi apalah daya saya masih belum benar - benar mau pulang .

kenapa saya belum mau beranjak pulang ?

Hari selasa malam yang lalu  tanggal 7 januari 2014   saya sempat menyaksikan acara sekaten yang di adakan setahun sekali oleh masyarakat keraton . masih di hari dan waktu yang sama itulah awal kali saya bertemu dengan Mbak Wiwil yang sekarang menjabat sebagai ketua umum FAMA (Fals Mania ) setelah Pak Lutfi yang beberapa bulan lalu terjangkit  penyakit akut dan meninggal dunia . singkat cerita saya berjalan dari Pagongan menuju pandapa yang lebih di kenalnya Pekapalan atau tempat Bupati - bupati dahulu lugur ( singgah untuk beberapa hari ) kalau ada upacara .

Dari kanan kiri  halaman masjid besar tepatnya di sebelah barat alun -alun saya sempat melihat dua bangunan berlantai tinggi , konon menurut cerita tempat ini di gunakan untuk gamelan sekali dalam satu minggu di bunyikan menjelang perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW. hingga sampai saat ini tradisi upacara tersebut masih aktif dan berlangsung meriah .nah kedua bangunan inilah yang dinamakan Pagongan .

foto acara medun  gamelan ( yang akan di bunyikan tujuh hari menjelang -
Maulud Nabi Muhammad SAW ) . ( dok .pribadi ) .



foto acara medun gamelan ( dok. pribadi ) 

sebetulnya saya enggak begitu tahu  banyak tentang acara ini . cuman  setahu saya ini adalah acara untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW itu saja yang saya tahu .


foto acara medun gamelan ( dok.pribadi )


ah ngomong - ngomong Keraton Yogyakarta saya jadi teringat pada pit . dua hari sebelum acara ini belangsung saya sempat muter - muter di barengi pit milik Mas Cepuk . hehe

Pit  , oklah sekarang saya akan menyinggung pit kali ini .

Selama saya singgah di kota Jogja ada beberapa tulisan saya terdapat kata -kata pit . nah dua hari sebelum saya menulis ini  , teman saya dari Jember sempat bertanya " bro  , pit iki sopo ?" kata Sofyan .  saya cuman membalas sms teman saya itu singkat padat ,hanya " haha..." itu saja jawaban saya kepadanya . pit di kota saya lebih di kenal dengan sepeda ontel , lah kalau  masyarakat Jogja menyebutnya pit jengki . sepeda jengki atau pit jengki yang sudah di permak menjadi warna hijau awalnya berwarna hitam saat di beli pada tahun '80an . wah ternyata masih sekarang saya kurang paham siapa pemilik sebenarnya pit jengki tersebut , yang jelas ,, pokok'e ngangge waelah..


Foto pit sedang nangkring di parkiran Taman Sari  (dok . pribadi )


aduh sampai disini sajalah tulisan saya , singkat cerita  saya belum  siap pulang ke jember asal kelahiran saya di karenakan saya masih menjumbui kota Jogja dengan pit tahun '80an. hehe

 salam saya  , Budi .Katreka

Berkonfortaible di dusun Soragan.

Sebenarnya banyak hal yang saya ingin tuliskan , masih mengenai cerita perjalanan saya sewaktu singgah di kota gudeg . seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya disini . namun edisi kali ini saya akan sedikit menyinggung kendala yang selama ini saya hadapi .flesback  ..

begini caeritanya  ,

Awal tujuan saya adalah ke kota Kebumen . dimana beberapa minggu yang lalu saya mendapat sebuah kabar dari rekan saya yang kebetulan mereka pernah satu team dalam kelembagaan penanggulangan bencana . waktu itu di  awal tahun 2010 sewaktu terjadinya erupsi g. merapi . mereka memberikan keterangan melalui seluler bahwa kota kebumen sedang banjir dan membutuhkan tenaga bantu .

di kota kebumen  , sebelumya saya memang sudah melihat dari sebuah layar televisi swasta bahwa kota kebumen lebih tepatnya di desa Butuh sedang gencar -gencarnya berita musibah banjir . lah awalnya saya menanggapi berita itu tenang - tenang saja  , meski terus terang hati saya kembali tergugah untuk bisa hadir membantu para korban banjir tentunya . selang beberapa hari  , yah mungkin alam tahu apa yang saya kehendaki tiba - tiba tanpa mikir panjang akhirnya saya berangkat  menaiki bus  tujuan Jogja .

nah , sesampai di kota Jogja karena merasa daya tahan tubuh saya tak se sehat sebelumnya  , saya berkeinginan singgah ke kawan - kawan saya . singkat cerita setelah semalam saya istirahat di bascam OI Berandal malam ternyata keesokan harinya saya mendapat kabar dari seorang rekan saya yang sudah lama bertugas di posko penanggulangan bencana di kebumen bahwa penarikan pasukan di laksanakan  bertepatan dengan rekan saya sms hari itu juga .wah sedikit bingung yang saya rasakan . yah mau enggak mau saya stay di Jogja untuk sementara waktu .

alhasil selama saya dekem di Jogja ya itu tadi  ,selain saya bertemu dengan kawan - kawan lawas yang juga pernah cawe -cawe di posko atau barak pengungsian saya juga sempatkan keliling -keliling kota Jogja . yah apa boleh buat lawong enggak ada salahnya toh ?

Sekilas mengenai Bascamp OI Berandal malam .

Layaknya organisai atau komunitas lain yang pernah saya singgahi . OI Berandal malam adalah sebuah wadah pemberdayaan manusia juga  , hanya saja nama ini di ambil dari salah satu judul lirik lagu ciptaan Iwan fals .ya singkat cerita ini bukanlah suatu gengk begitulah saya beranggapan . saya ambil contoh ; selain kesehari - harianya cangkrok kawan - kawan disini ( OI BM = Berandal Malam ) juga mempunyai aktivitas rutin , seperti cabang olah raga yang selama  ini aktif yaitu footsal atau olah raga bulu tangkis sebagai kegiatan rutin dua kali seminggu  , selain itu kerap kali mengadakan bakti sosial yang bekerja sama dengan rekan - rekan komunitas yang lain , atau mengadakan hiburan rakyat seperti pementasan musik performen , lomba  gambar  dan  mewarnai khusus anak - anak seusia sekolah dan sebagainya . kata berandal memang identik dengan urakan , kotor , ganas dan sederetnya . apalagi di bubuhi kata tambahan malam .wew .. jangan tanya lah .. yang jelas setiap orang mendengar kata tersebut pasti berprasangka ganas , liar , kotor , urakan dan sebagainya . silahkan saja orang  beranggapan apa yang jelas ini tak seburuk apa yang Anda bayangkan .

Kembali ke awal  ,

Mungkin Anda penasaran dengan  kegiatan apa yang saya kerjakan sewaktu saya nangring di kota Jogja monggo silahkan  flesback ke tulisan saya ke edisi - edisi sebelumnya .

Saya bersama rekan - rekan OI Beranadal  malam Jogja sewaktu pembenahan bascamp.
foto di ambil pada tanggal 5 januari 2014 pkl 15.00 sore .
( dok, pribadi ) 

Rekan - rekan OI Berandal malam di pantai Sundak saat kegiatan bakti sosial bersih pantai .
( dok.pribadi ) 

Foto bareng sehabis sholat idul fitri di bascamp OI Berandal malam .
 ( dok. pribadi )

Narsis di pos I  OI Berandal malam jogja .( dok. pribadi )

    




mungkin  cukup sampai disini  dan salam dari saya  ,  Budi Katreka .













Jumat, 10 Januari 2014

Potret ini untuk si Pit

Seperti biasanya sehabis tidur , bersih-bersih kamar , terus mandi , lalu  saya dan pit muter - muter sambil jepret ini - jepret itu .
ini beberapa hasil jepretan saya  sewaktu singgah di kota gudeg  ( jogja ) .

Sepanjang jalan Malioboro ( dok. pribadi ) 


Pulau cemeti , taman sari (dok. pribadi ) 


 
Pulau cemeti / taman sari tampak dari samping 
(dok. pribadi ) 


Jokteng ( pojok benteng ) RONDJENG . ( dok. pribadi ) 


Tampak pit di depan pintu masuk jokteng Rondjeng .
(dok. pribadi ) 


Pit bersama penjual dawet (dok.pribadi)


ah..hari ini otak saya lagi buntu gak bisa nulis ..hehe ...
semua foto adalah dokumen pribadi saya. di ambil pada tanggal 10 januari 2014  pkl 14.30 .
di Bido. 

n/b ; Terima kasih buat Pit tanpamu potret ini tak akan ada di blog ku .  









Kamis, 09 Januari 2014

Di angkringan itu ada Aku , Kau , dan Mbak Wiwil

Sering kali saya mendengar  , bahwa negara ini sangatlah kaya . mengenai bermacam - macam nama rempah , suku , bahasa  , tradisi  dan budaya dsb . saya ambil contoh mengenai tradisi memdirikan rumah di kawasan keraton atau masih di dalam  benteng  yang hingga sampai saat ini masih di lakoni dan terawat dengan baik .

Mengenai tradisi membangun rumah masyarakat di kalangan keraton jogjakarta khususnya  ,

Malam yang lalu tepatnya tanggal 7 januari 2014 sehabis waktu sholat isya' .Saya  bersama Mbak Wiwil dan satu lagi kawan saya  Mas Penje dari kampung soragan  ,  kami bertiga  menyempatkan diri sejenak ngobrol ngalor -ngidul sembari menunggu nasi goreng yang kami pesan . sampai pada akhirnya  obrolan itu  menyinggung tentang  istiadat yang masih berlaku hingga saat ini    , sebenarnya perbincangan itu bukan topik utama kami saat kumpul sewaktu di angkringan itu  .hehe  kebetulan sekali jarak tempat kami  bertiga nongkrong tidak begitu  jauh dari  rumah Mbak Wiwil  ,lah  kebetulan lagi kediaman Mbak Wiwil  masih di kawasan dalam benteng keraton jadi yah apa salahnya toh menyelam sambil minum air  , maksud saya sambil  menunggu  pesanan  nasi gorengnya saya coba bertanya -tanya tentang adat masayarakat di kawasan benteng keraton begitu hehe..

Beberapa info  yang sempat saya tahu  yaitu mengenai bangunan  rumah -rumah penduduk  kawasan keraton yang tidak boleh di bangun tingkat dan letak arah rumah yang tidak di perbolehkan membelakangi keraton .

ini perbincangan saya bersama Mbak Wiwil.

Mbak Wiwil  ;
 " coba sampean lihat dan cermati baik -baik sederetan rumah warga dari  jokteng ( pojok
    benteng ) yang satu sampai ke jokteng yang lain ! " kata Mbak Wiwil sembari menunjuk arah jokteng . "    mana  ada rumah warga yang di bangun tingkat  ,   loh ora ono toh   ..?   kalau toh ada pasti di tegur sama pak kampungnya dan  langsung di  suruh bongkar  , hehe  "    lanjut beliau ."

Mengintip kota dari dalam Jokteng Gonjrang ( pojok benteng keraton) 
( dok. pribadi )

 Saya             ;
 " memangnya kenapa Mbak ? "

Mbak Wiwil   ;
 " ya jelas gak boleh toh mas  , lawong bangunan keratonya  saja gak tingkat kok .dulu  pernah tetangga saya merenovasi rumah sekaligus mau membikin lantai dua  rencananya khusus kamar buat anaknya  , tapi belum sempet rampung para petugas keraton mendatangi  dan memberikan pengarahan pada si pemilik rumah itu tadi  , dengan alasan kata petugas "rumah njenengan boleh di renovasi asalkan  tidak melebihi  tinggi bangunan keraton . melebihi banguna keraton itu sudah melanggar aturan sebab  anggap tidak menghormati kediaman raja "( kata petugas ke pada si pemilik rumah ) "

Saya   ;
" terus , penduduk sini dulunya memang abdi dalem po piye  ?" tanya saya .

Mbak Wiwil :
 " ya gak semua  yang bertempat tinggal  disini ini ( benteng keraton )  adalah abdi dalem.. siapa saja boleh menempati cuman dengan syarat harus taat pada aturan - aturan yang  berlaku . maksud raja bagi warga jogja khususnya  yang belum memiliki  rumah bisa disini. asal rumah di  bangun secara gak permanen , jadi warga jogja di  beri kebebasan  menempati tanah asal rumah yang di tempati itu wajib di buat usaha . jadi jangan  heran kalau sampean masuk kawasan benteng banyak di jumpai orang - orang yang berdagangan atau warung  atau apalah yang berbau usaha .  dengan  maksud agar masyarakat jogja  bener -bener tentrem  gitu mas ".

Saya ;
"Seiring waktu  berjalan buktinya sekarang banyak rumah warga yang di bangun permanen mbak ".

Mbak Wiwil ;
"Yah begitulah kenyataanya mas , saya sendiri gak  begitu paham kenapa itu bisa terjadi begitu" .

beberapa jam kemudian ..

"oalah gak  terasa sudah se  jam lebih kita ngobrol kok nasi gorengnya  baru keluar hehe...' kata Mbak Wiwil ."yok monggo maem dulu ntar kita lanjutin lagi ngobrolnya hehe " lanjut Mbak Wiwil .

 
                   Saya dan Mbak Wiwil berjalan  menuju alun-alun keraton .
 foto di jepret oleh Mas Pinje . tanggal 7 januari 2014 pkl. 10 malam .


Saya dan Mbak Wiwil membeli kinang saat acara sekaten .foto di jepret oleh Mas Pinje .


Aduuuhhh... spertinya mata saya ngantuk yo... oklah terima kasih sudah  membaca tulisan saya .sebetulnya  banyak sekali  yang  harus saya tulis . seperti tentang  bahasa sandi yang dulunya pernah di gunakan para pejuang keraton saat melawan belanda , tentang acara sekaten yang di adakan setahun sekali . kami bertiga  sempat menyinggung itu sebagai mengisi obrolan sewaktu di angkringan . tapi apa daya mata saya sudah terasa sepet. hehe  jadi ya saya lanjut ke edisi berikutnya saja.

 yah meski sedikit yok berbagi pengalaman dan pengetahuan lak gitu toh rek ? ..hehe jadi untuk  sementara izinkan saya istirahat dulu... hehe

salam manis dari saya Budi Katreka .
by...by... 





         


                                          




Selasa, 07 Januari 2014

Berteduh di masjid pendem

Setelah lamanya berteduh di  kawasan titik nol kilometer nya kota jogjakarta . saya dan pit melanjutkan perjalanan saya menuju pasar ngasem .

tanggal 6 januari 2014 perjalanan saya lanjutkan ke tempat bangunan kuno yang terletak masih di kawasan dalam  benteng keraton . tepatnya di dalam pasar ngasem . tempat ini  biasa di gunakan untuk beribadah Sultan Hamengku buwono pertama beserta para abdi - abdi dalemnya .

saya belum tau pasti tahun berapa  bangunan tersebut didirikan . yang  jelas saya mendapat sedikit informasi  dari  salah satu masyarakat setempat yang kebetulan beliau sudah tiga puluh tahunan menjadi tukang ngrumat masjid sumur guling ini . dinding masjid meski sedikit kusam tetapi masih tampak kokoh dan terawat dengan baik . konon menurut cerita versi Pak Cip ( penjaga sekaligus sebagai cleining servis ) , Masjid Sumur Gemuling ini sempat di renovasi kembali oleh seorang portugis pada tahun 1758  . waw.. jadi umur masjid ini kalau di hitung dari 1758 - 2014 berarti berapa ya .. yah mungkin sekitar 200 tahunan lebih lah..

Masjid Sumur guling adalah sebuah bangunan kuno yang mempunyai bentuk seperti uvo jika dilihat dari atas bangunan lawas atau lebih di kenal pulau cemeti  . Masjid Sumur  Gemuling ini  disebut juga Masjid Pendem , dengan artian memang letak masjid  berada dalam bawah tanah .sehingga untuk memasuki masjid ini harus menuruni beberapa anak tangga yang berkelok - kelok .

Pintu masuk menuju ruang utama . Masjid sumur gemuling , di jepret tgl ,6 januari 2014 .pkl 09.20
( dok. pribadi )

Foto lima anak tangga menuju ruang ke dua . yang bermakna lima rukun Islam . 
( dok. pribadi )


ada apa dengan masjid sumur gemuling / masjid pendem ?

konon di dalam masjid ini terdapat sebuah sumur  yang letaknya persis di tengah - tengah masjid tepatnya berada di bawah tangga menuju ruangan ke dua . sumur yang dulunya berfungsi sebagai berwudlu oleh raja dan abdi dalemnya . ruangan yang ke dua ini di gunakan khusus kaum putri . pola bangunannya tidak beda dengan ruangan  bawah , hanya saja ruangan putri terdapat tempat berwudlu dan ruang ganti . empat anak tangga yang berbentuk mirip kerucut ini di tunggangi satu tangga menuju lantai dua itu tadi .  lima tangga yang berada di atas sumur guling ini bermakna rukun islam . masih menurut cerita versi Pak Cip  sumur ini sempat aktif  , berhubungan dengan seiringnya waktu lambat laun banyak di kunjungi wisatawan baik luar maupun lokal demi menjaga keaman maka sumur gemuling ini di tutup sehingga yang tampak hanyalah bentuk bundaran dinding sumur .

  
                       foto sumur gemuling di bawah lima anak tangga .
                                             ( dok. pribadi )
                                    
                       
 
 Saya dan Pak Cip di dalam masjid sumur gemuling / masjid pendem .
                                            ( dok. pribadi )

nah.. buat kawan- kawan yang penasaran mengenai sumur gemuling atau masjid pendem monggo di telik'e ke jogja . hehe

sudah ah..itu saja sedikit tulisan saya tentang masjid sumur guling . untuk selanjutnya ... ngopi..ngopi dulu yok....hehe