Minggu, 02 Februari 2014

Anak Belalang

Dan kedua sayap itu membawanya terbang hinggap dari dahan ke dahan yang lain , dari pohon ini ke pohon berikutnya . dasar anak belalang ...masih belia tapi sepandai bapak  , ibunya . tapi kemana keduanya pergi ? , ataukah kau sengaja meninggalkan mereka begitu saja ?  , sehingga yang aku jumpai hanyalah kau  , anak belalang dan anak - anak pohon jarak yang  beberapa hari yang lalu masih berbentuk biji .

Berhimjau - hijau dedaunan seakan membawaku tetap  berfikir tentangmu ,  anak belalang . di sertai suara adzan ashar dari corong - corong langgar tiap hari , tiap sore sebab salin di waktu itu yang jelas aku masih terlelap . ayat - ayat suci Al -qur'an meredakan kejenuhan dalam hati , dalam fikiran yang tak  beda jauh seperti suasana pasar .

Huuff  dasar anak belalang ...! ,
masih saja kau  melompat - lompat , iri aku melihatmu . tetapi , marahkah Engkau ? jika fikiran ini sedikit  menolak keberadaanku saat ini ? terbang tak  bersayap , pergi tak  berbekal , diam ? ah itu hal yang paling tolol , Tuhan tau itu  , berjam - jam terpaku itu suatu hal yang aku benci .ah dasar anak pohon  , melihatmu timbul fikiran   , " aku semakin tua ya..?  " .

Hujan turun , butir - butiranya sebesar biji jagung , ah sepertinya sebentar lagi reda  . 
sementara , anak belalang itu  masih saja melinhtas dalam fikiranku .padahal sepuluh menitan yang lalu ia sudah tak terlihat lagi  , entah kemana perginya . dengan kedua kakinya ia menerjang ranting - ranting yang di hinggapinya . tanpa bantuan teman , ya sendirian saja .

Aku juga sepertimu  , melompat kesana - kemari  , dari rumah yang satu ke rumah yang lain , dari kota kecil ke kota yang besar , dan kembali lagi ke lorong -lorong kota tempat asal aku di lahirkan  , dan sekarang , sore ini , duduk manis menulis di rel kereta api  , di antara kebisingan dan hening dan sedikit kumal . sendiri ..ya hanya seorang diri .sesekali , anak  belalang , anak - anak pohon  dan ocehan - ocehan burung  , tampak indah namun ironis .( mengkerutkan kening dan  aku sedang berfikir ) . 

" Ah sepertinya aku tak bisa lama - lama diam disini " gumamku dalam hati .
"Anak belalang...anak belalang  , kamu lagi yang membuat aku tergesa - gesa untuk cepat - cepat beranjak , tapi kemana ya ? " kataku lagi .

Entahlah , semakin hari aku tampak kumal , kulitku tak selembut dulu , hari - hariku sekarang tak sesibuk sebelumnya , yang selalu cengar -cengir , humoris , tapi sekarang ? "ah sudahlah  , yang pasti hal seperti ini jangan terulang kembali , tenanglah Sumi .. " kataku dalam hati .

Sumi , ya Sumi Paygodho  , itu namaku jika di telaah ke dalam bahasa gali . bahasa yang rumit untuk di ucapkan .apalagi dizaman sekarang yang serba bertehnologi . sulit benar  mencari bahasa ini untuk di pelajari .di koran - koran , di berbagai majalah , di buku - buku pelajaran , apalagi di situs - situs internet , kalaupun  ada itu hanya segelintir kata saja .

Benar sekalilah itu bahasa peninggalan keraton  ngayogyokarto sewaktu penjajahan Belanda . sekitar tahun 1960 an bahkan mungkin sebelumnya .

Sumi Paygodho , nama sederhana yang bermakna keluhuran hati yang lembut dan budi pekerti itulah kunci kesuksesan , sebab wawasan yang luas itu " harto " sebagai penunjang .Amien ..

" Sepertinya sudah terlalu lama aku duduk di rel kereta ini  ,  cepatlah  beranjak Sumi , tak  baik kau lama - lama disini , cepatlah  berdiri , dan berfikirlah untuk kedepanmu karena kedua kakimu maih kuat dan berotot  menerjang apa saja di tempatmu  berdiri , melangkahlah Sumi..!!! , jangan ragu - ragu sebab percayalah anak belalang itu adalah utusan Tuhan yang mengajakmu untuk segera  melompat dari murung ke hati yang riang , dari letih menuju bugar , dari kehidupan yang pahit menuju kehidupan yang manis , dari gagal menuju  bangkit , Sumi .. yakinlah Tuhan pasti memberimu jalan" kataku dalam hati . 

Foto Sumi paygodho = Budi hartono .( dok .pribadi )