Rabu, 31 Desember 2014

BLUE FIRE KAWAH IJEN

Edisi kali ini saya akan berbagi cerita tentang perjalanan saya sewaktu berada di Kota Bondowoso , yaitu kota yang di kenal dengan sebutan kota tape , sebab tidak sedikit di kota ini penduduk setempat pandai mengolah singkong menjadi tape , dan masih banyak kita jumpai rumah - rumah produksi tape di kota ini .
Lahan yang luas dan tanah yang gembur membuat warga berinisiatif memilih menanam singkong sebab kadar air tanah sebagian besar sedikit dan jarang turun hujan juga membuat tanah di kota ini kurang cocok di tanamai padi .

Kota Bondowoso juga mempunyai potensi wisata , selain arung jeram , sejarah gerbong maut, dan yang lebih di kenal banyak wisatawan baik dalam dan luar negeri yaitu blue fire , pijaran api biru yang hanya dapat kita jumpai di kawah pada waktu malam hari .
Kawah Ijen terletak tidak jauh dari G.Raung , kalau jarak dari kota saya -+ 30 km .

Nah ,  di kawah ijen ini lah bersama sebelas kawan saya  memanjakan mata menikmati  eloknya ciptaan Tuhan . Begini saja , untuk lebih gamblang saya akan bercerita dari awal pemberangkatan sampai ketempat tujuan saya , hehe maaf baru sadar kalau mulai tadi ngoceh panjang lebar... hehehe...

Begini ceritanya ....

Usai Sholat Ashar berjamaah di musholah tidak jauh dari rumah Mas Aniek , bersama sebelas kawan saya bersiap - siap untuk memulai touring , Start dari Mas Aniek salah satu senior saya di lembaga WABI     ( Wahana Alam dan Budaya Indonesia ) , Senin 22 desember 2014 ,  pkl . 16.10 kami mulai berangkat dengan mengendarai 6 motor dan 1 mobil milik Endog ( bukan nama asli ) kami melaju beriring -iringan , spedometer masing-masing kendaraan kami di angka 60-70km/jam . 

Sejam lebih iring - iringan kami telah sampailah di perkebunan karet Desa Jampit , yaitu Desa paling akhir sebelum portal pertama menuju pintu gerbang kawah ijen . Sehabis melewati portal pertama , ke dua dan ke tiga -+3km sampailah di camp taman Wisata Kawah Ijen dan kami bermalam setelah tenda kami dirikan . , sayangnya ,  kami tidak menyempatkan melihat blue fire dan  sunset di puncak ijen , menurunnya stamina membuat kami semalaman pulas tidur di tenda yang di selimuti kabut dan udara yang begitu dingin . 

Keesokan  harinya , pkl 6 pagi kami bangun dan beberapa menit kemudian kami mulai melanjutkan perjalanan ke puncak ijen , dengan retribusi 5rb rupiah per orang akhirnya kami mulailah pendakian ke puncak ijen .

Selama perjalanan sering kami jumpai kuli pengangkut belerang , waw.. tidak tanggung - tanggung mereka memikul belerang 3-4 kali perjalan PP/ harinya , dengan berat sekali pikul antara 60 - 80 kilo tergantung dari masing - masing tenaganya , jadi pihak PT tidak mematok kapasitas berat yang mereka harus pikul .
hmm luar biasa rutinitas mereka , tambang belerang yang di pelopori PT BELERANG sudah ada sejak tahun 1981 , " ...tapi sebelum tahun '81 an banyak penduduk sini memulai aktivitas sebagai kuli pengangkut belerang mas .." kata Pak Taji ( 55 thn ) yang sudah hampir 21 thn bekerja sebagai kuli pengangkut belerang sembari tersenyum kepada saya .

Dari bibir puncak , pekerja angkut belerang ini harus menuruni kurang lebih 1km  dengan medan curam untuk mengambil dan di angkutnya belerang tersebut menuju pos untuk proses timbang dengan jarak dari titik tambang ke pos timbangan -+2,7km
Dari pos timbang para pekerja angkut belerang bergantian untuk mengetahui kapasitas berat beban yang mereka pikul , dengan upah 800 rupiah/ kilonya . Setelah menerima upah  , lalu kemudian mereka pikul kembali belerang yang sudah di timbang menuju ke gudang penyimpanan belerang tepatnya di kawasan camp atau 200m dari pintu gerbang masuk pendakian . 
Waw ..coba Anda bayangkan , jika Anda berjalan sambil memikul beban dengan berat 60-80kilo dengan jarak tempuk 3km PP , hehe apa yang terjadi ya ... hehehe

Pukul 9.15  , setelah sejam lebih melewati jalan tanjakan yang melelahkan akhirnya sampailah kami di puncak ijen , tak seperti hari - hari sebelumnya , para pengunjung dapat menikmati nuansa warna yang di suguhkan kawah . Kali ini kabut tebal membuat keeksotisan pemandangan warna biru , kuning , dan hijau kaldera terhalang kabut sehingga tampak seperti tumpukan kapas putih bersih . 

Udara segar dan dingin sesekali membuat tubuh para pengunjung menggigil , tapi ijen adalah ijen  ,  yang selalu memberikan kepuasan para pengunjung .
 
Kaldera Ijen , hasil jepretan Aniek Tea ( nama akun fb )
dok.men . pribadi

Pengangkut belerang , hasil jepretan Aniek Tea
dok.men. pribadi

Pos Timbang belerang , jepretan Nicho Iliyas 
dok.men .pribadi

Camp Ijen , jepretan Nicho Iliyas
dok.men .pribadi