Minggu, 08 Desember 2013

Bukan Tarmijah tapi Tarmijo

Tak seperti biasanya  , sepagi ini aku terbangun dari tidur . dengan mata separuh katub ku berdiri dan melangkah menuju cendela untuk bisa mengintip putihnya embun pagi . lewat  bilik cendela , huf ..udara dingin meniupkan kesegaranya seakan-akan merasuk lewat di ubun-ubun tembus ke sekujur tubuhku .

"Alhamdulillah , sepagi ini aku bisa terbangun " kataku dalam hati . tanpa sadar sorotan mentari melewati ventilasi menerangi ruangan tempatku semalam lelap . ah ini bertanda pagi beranjak siang .
sepertinya aku cepat -cepat berkumur , cuci muka , dan membereskan tanggung jawabku sebagai claning servis .

Hmm.. Tarmijah..tarmijah , lagu ciptaan idolaku yang acap kali ku dengar dulu sewaktu masih nongkrong di kedai kopi di sekitaran pertokoan persis si dekat pasar sore .yah apa boleh buat demi perut dan keperluanku sehari - hari aku rela menjadi seorang tarmijah . 

Sayangnya saja aku seorang laki - laki , andai saja sang idola menciptakan lagu yang berjudul Tarmijo  , mungkin akulah salah satu contoh orangnya . pagi - pagi betul ngepel , bersih - bersih kaca , membersikan kamar mandi , dll . 

Hmm pekerjaan yang membosankan sebenarnya bagiku , tapi itulah hidup butuh pengorbanan untuk bisa membuat perut ini terjaga dari rasa lapar . cacian , sindiran yang sering kali terlontar dari mulut si bos adalah hidangan spesial kesehari-harianya .

yang aku bisa hanyalah bersabar , karena ini ku anggap sebagai latihan membentuk mental agar aku lebih kuat dan tegar menghadapi kerasnya gelombang hidup di masa datang .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar