Kamis, 01 Desember 2016

KREONGAN


- Bahasane Wong Kreongan -
" Kon arep lopo pas ? ",
Begitu mungkin salah satu contoh pola bahasa yang di gunakan masyarakat Kreongan.


Bahasa yang di gunakan kesehariannya sedikit banyak mempunyai logat yang atos, kasar. Sebenarnya bahasa di Kreongan ada tingkatan-tingkatanya, seperti bahasa Jember pada umumnya sebab, Kreongan adalah bagian kecil dari Kabupaten Jember, ada bahasa Jawa kasar atau ngoko ada juga bahasa alusnya atau kromo inggil begitu juga dengan bahasa Maduranya. Hanya saja bahasa Madura mengucapkanya lebih tegas beda dengan bahasa Jawa yang cara pengucapanya kalem.

Perpaduan logat Jawa dan Madura inilah yang di sebut Pandhalungan. Loh kok ngono ?, yo iso aelah bro lawong ini salah satu dampak migrasi terhadap dinamika budaya sehingga lambat laun terjadi akulturasi budaya dan menghasilkan budaya baru, nah budaya baru ini yang kita sebut pandhalungan.

Sejarah mencatat tahun 1859 perkebunan di Jember mulai dirintis. Dalam waktu yang relatif singkat, banyak berdirilah perkebunan swasta. Kehadiran perkebunan ini membawa banyak perubahan terutama pada sosial dan ekonomi. Saking banyaknya perkebunan swasta di Jember maka terjadilah gelombang migrasi besar-besaran dari daerah Jawa dan Madura tumpek blek di Jember, mereka tersebar sampai di wilayah Kreongan .

Di Kreongan para migran membawa dan mengembangkan masing-masing budayanya di daerah baru ini tempat mereka bermukim. Menariknya, dari sinilah akulturasi budaya Pandhalungan itu terlahir. Coba deloken Bro, bukti adanya akulturasi budaya bisa kita jumpai adanya kesenian jaranan, can-macanan kaduk dan musik patrol, yang secara otomatis merembet pada bahasa kesehariannya.

Weslah, ketoke kedawan tulisane. Saya kira cukuplah catatan mengenai sejarah bahasane Wong Kreongan.
Lek sek onok sing gak puas yo ayo di lek-goleki maneh gae mbah-tambah pengetahuan hehe ...

Salam Budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar