Mungkin " ben pas " rasanya apabila disini sedikit saya tambahkan
catatan mengenai asal kata" Pandhalungan ". Sebab berbicara Wilayah
Kreongan tentunya juga gak luput dengan Budaya tersebut.
Pada
awalnya, Kreongan adalah daerah yang banyak di jumpai gumuk yang di
kelilingi oleh pepohonan dan sungai yang mengalir membelah kota. hal ini
pernah saya singgung sebelumnya pada tulisan " analisis sejarah
Kreongan " . Disitu disebutkan bahwa, jalan aspal di Kreongan itu banyak
di jumpai tanjakan, unggak- unggakan,
dalam istilah bahasa Jawanya. Ini bukti kalau dulunya,kultur tanah
Kreongan adalah memang gumuk atau perbukitan.
Singkat cerita,...
Lambat laun, Kreongan menjadi pemukiman oleh segelintir manusia.
Padatnya penduduk di Kreongan yang terjadi puluhan tahun kemudian di
sebabkan oleh adanya potensi alam yang sangat mendukung koyok tanah
subur dan sangat cucok di buat berkebun dan aliran sungai untuk irigasi
persawahan yang pada akhirnya ming-imingi banyak orang untuk berdatangan
di Kreongan. Para migran dari kedua suku ( Jawa dan Madura ) itu
berbaur sehingga terciptalah budaya baru yang di sebut Pandhalungan itu.
Trooosss, Pandhalungan iku opo pas ?
Lah iki yang perlu kita ketahui bersama, dalam catatan yang ada
Pandhalungan berasal dari kata " Dalung " yang berarti periuk besar.
Pandhalungan yoiku periuk besar untuk memasak dan mematangkan berbagai
menu masakan dan peleburan banyak hal. Pada perkembangannya,
Pandhalungan adalah sebutan khas gawe masyarakat dan kultur tapal kuda
di Jawa Timur, yang dalam bahasa tempo doeloenya disebut Java Oosthoek.
Tentu saja, Kreongan termasuk di dalamnya, soalnya Kreongan sebagian
kecil dari Jember.
Ciri-cirine Masyarakat Pandhalungan opo Mas Bro ?
Sek..sek tak pikir diluk,..
1) Masyarakatnya cenderung bersifat terbuka dan mudah beradaptasi.
2) Sebagian besar lebih bersifat ekspresif, cenderung keras, transparan, dan tidak suka berbasa basi.
3) Memiliki ikatan kekerabatan yang relatif kuat, ( mangkakno lek enek masalah, masyarakat Kreongan lebih beramai-ramai atau keroyokan, gotong-royong yang kuat untuk menyelesaikannya )
4) Adanya tradisi lisan ( seneng ngobrol, san-rasan ).
5) Adanya tradisi dan mitos.
2) Sebagian besar lebih bersifat ekspresif, cenderung keras, transparan, dan tidak suka berbasa basi.
3) Memiliki ikatan kekerabatan yang relatif kuat, ( mangkakno lek enek masalah, masyarakat Kreongan lebih beramai-ramai atau keroyokan, gotong-royong yang kuat untuk menyelesaikannya )
4) Adanya tradisi lisan ( seneng ngobrol, san-rasan ).
5) Adanya tradisi dan mitos.
Wes, cukup kiranya catatan hari ini tentang Pandhalungan.
Foto, Orang Jawa dan Madura bergaul main kartu. Salah satu ciri masyarakat Pandhalungan yang gampang berbaur.
Foto di jepret oleh Ervan Lare Jember , tanggal 4 Desember 2016 , dari buku " Djember Tempoe Doeloe " karya Dukut Imam Widodo.
Dokumen .Pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar