Ini hari pertama murid SD KEBONREJO
II masuk sekolah , tidak ada pelajaran terkecuali bagi kelas satu ,dua dan
tiga , Pak Nopan mengisinya dengan
praktek olah raga selama sejam , seusai
itu semua mata pelajaran di kosongkan alias bebas pelajaran untuk hari ini .
Sedangkan bagi kelas empat sampai kelas enam kepala sekolah menugaskan mereka membersihkan
pecahan-pecahan genteng dan plafon yang berserakan di lantai ruang kelas di
dampingi hanya beberapa gurunya .
Aku beserta kawan –kawan relawan
lainya membantu mengangkat rak-rak buku dan almari lalu menempatkanya di halaman
sekolah disejajarkan pada tumpukan meja dan kursi yang sudah di rapikan
sebelumnya oleh murid – murid .
Keadaan ruang tampak tanpa atap genteng dan
plafon pecah akibat tak sanggup menahan material semburan gunung yang
menumpanginya , dalam kondisi seperti
ini tidak memungkinkan proses belajar mengajar untuk beberapa hari kedepan di
langsungkan , kata salah satu wali kelas
.
Di luar ruangan tampak beberapa siswi
sibuk menata kembali pot-pot bunga dan
mengganti bunga yang sudah mati kekeringan . Suasana semakin riuh terdengar gelak
tawa mereka mirip situasi dalam pasar sewaktu aku dan kawanku bermain
siram-siraman air pada tubuh mereka . Dari pintu masuk ruang kepala sekolah
mereka membentuk barisan panjang sampai sumur milik Pak Bendot sembari mengangkut timba yang
berisi air secara berurutan lalu di siramkanya setimba air itu ke lantai . Maklum
waktu kegiatan berlangsung pipa-pipa saluran air tidak sedikit yang pecah
sehingga kami kesulitan mendapatkan air untuk keperluan kesehariannya . Pukul
11.30 , semua murid bergegas pulang . Tinggalah
beberapa guru dan sebagian siswa yang membantu kami mengurus sekolah.
Proses belajar mengajar berjalan
seperti biasa setelah empat hari di vakumkan . Ini hari kelima mereka belajar
dan mungkin ini yang pertama mereka menikmati pelajaran dalam tenda peleton
yang sudah kami dirikan sehari sebelumnya .
Di dalam tenda tidak banyak meja dan bangku yang di gunakan
, hanya beberapa saja menurut kapasitasnya , satu bangku diisi tiga siswa
khusus kelas enam yang berjumlah empat puluh satu murid . Sementara untuk kelas
lima belajar di halaman sekolah tepat di bawah pohon rambutan yang berbuah
lumayan lebat . sedangkan untuk kelas sisanya , mereka belajar di emperan posko
logistik di tempat kami .
Sesekali canda tawa mereka memekakkan
telinganku , itulah dunia anak-anak semuanya tampak riang seolah-olah tak peduli
musibah yang mereka alami .
Jika sewaktu pelajaran kosong aku memberikan mereka funtivasi , mengajak
mereka untuk larut dalam sebuah permainan dengan maksud penyegaran otak kanan
dan otak kiri sedikit di bumbui motivasi . sesekali aku ajak mereka sharing
atau nonton bareng film anak-anak yang bertujuan untuk menumbuhkan kembali daya
kreatif biasanya dalam istilah kami dreamtrigger atau seperti saintrik ,
praktek eksperimen , aku ajari juga mereka berbagai macam simpul yang pernah
dulu aku pelajari sewaktu aktif di kepramukaan .
Dari kejauhan tampak kawanku si Jimmy
mengacungkan tangan kanannya lalu memutar –mutarkanya seolah-olah
membentuk garis- garis orbit yang
mengisyaratkan pada mereka untuk segera membentuk sebuah lingkaran , dengan
gegas tampaklah seperti huruf O , lalu
dengan kompak mereka berputar mengelilinginya sebagai titik poros menurut
rotasi yang jimmy bentuk . Otot – otot lehernya bermunculan sebesar kelingking
bayi , suaranya cempreng tetapi lantang sedikit sumbang itulah si Jimmy kawanku , jika di runut lebih dekat wajahnya mirip
Kartolo pelawak kondang asal jawa timur
. Dulu sewaktu aku masih SMP sering kali melihatnya di salah satu program di
TVRI .
Irvan membuat Nur menangis , badanya yang gemuk sering kali usil . Pita
berbentuk bunga mawar yang menghiasi bando barunya lepas karena ulahnya .
Seperinya Nur tidak terima atas perlakuan Irfan
,dengan geram Nur membalasnya menyiram segayuh air padanya .
Nuri sering kali mencuri-curi
perhatianku , bocah SD kelas lima
berwajah centil . Pada teman sekelasnya ia sering berkata “ eh Mas Budi kuwi
loh sing ganteng …” ungkapnya , kala itu
mereka sempat tergopoh-gopoh menutup dengan buku geografi pada wajahnya saat aku menghapirinya , aku membalasnya dengan senyuman irit .
Hampir sebulan lamanya mereka belajar
di luar kelas , menunggu kami yang masih
merapikan sederetan genteng yang pecah , plafon juga diganti , sebagian tembok
di ruang guru seperempatnya di keramik berwarna coklat muda , tembok di ruang
kelas di cat kembali agar tampak lebih bersih , merapikan rak-rak buku ,
merehab plengsengan yang ambrol akibat derasnya aliran air ketika hujan turun .
Aku menikmatinya kegiatan itu , di dusun Panggunng Sari . Untuk kalian semua cepatlah tumbuh , kalian
menyenangkan .
" Pose Pagi " . Dokmen. pribadi 2014
" Aku di atas plafon " Dokmen . pribadi 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar