Dan kedua sayap itu membawanya terbang hinggap dari dahan ke dahan yang lain , dari pohon ini ke pohon berikutnya . dasar anak belalang ...masih belia tapi sepandai bapak , ibunya . tapi kemana keduanya pergi ? , ataukah kau sengaja meninggalkan mereka begitu saja ? , sehingga yang aku jumpai hanyalah kau , anak belalang dan anak - anak pohon jarak yang beberapa hari yang lalu masih berbentuk biji .
Berhimjau - hijau dedaunan seakan membawaku tetap berfikir tentangmu , anak belalang . di sertai suara adzan ashar dari corong - corong langgar tiap hari , tiap sore sebab salin di waktu itu yang jelas aku masih terlelap . ayat - ayat suci Al -qur'an meredakan kejenuhan dalam hati , dalam fikiran yang tak beda jauh seperti suasana pasar .
Huuff dasar anak belalang ...! ,
masih saja kau melompat - lompat , iri aku melihatmu . tetapi , marahkah Engkau ? jika fikiran ini sedikit menolak keberadaanku saat ini ? terbang tak bersayap , pergi tak berbekal , diam ? ah itu hal yang paling tolol , Tuhan tau itu , berjam - jam terpaku itu suatu hal yang aku benci .ah dasar anak pohon , melihatmu timbul fikiran , " aku semakin tua ya..? " .
Hujan turun , butir - butiranya sebesar biji jagung , ah sepertinya sebentar lagi reda .
sementara , anak belalang itu masih saja melinhtas dalam fikiranku .padahal sepuluh menitan yang lalu ia sudah tak terlihat lagi , entah kemana perginya . dengan kedua kakinya ia menerjang ranting - ranting yang di hinggapinya . tanpa bantuan teman , ya sendirian saja .
Aku juga sepertimu , melompat kesana - kemari , dari rumah yang satu ke rumah yang lain , dari kota kecil ke kota yang besar , dan kembali lagi ke lorong -lorong kota tempat asal aku di lahirkan , dan sekarang , sore ini , duduk manis menulis di rel kereta api , di antara kebisingan dan hening dan sedikit kumal . sendiri ..ya hanya seorang diri .sesekali , anak belalang , anak - anak pohon dan ocehan - ocehan burung , tampak indah namun ironis .( mengkerutkan kening dan aku sedang berfikir ) .
" Ah sepertinya aku tak bisa lama - lama diam disini " gumamku dalam hati .
"Anak belalang...anak belalang , kamu lagi yang membuat aku tergesa - gesa untuk cepat - cepat beranjak , tapi kemana ya ? " kataku lagi .
Entahlah , semakin hari aku tampak kumal , kulitku tak selembut dulu , hari - hariku sekarang tak sesibuk sebelumnya , yang selalu cengar -cengir , humoris , tapi sekarang ? "ah sudahlah , yang pasti hal seperti ini jangan terulang kembali , tenanglah Sumi .. " kataku dalam hati .
Sumi , ya Sumi Paygodho , itu namaku jika di telaah ke dalam bahasa gali . bahasa yang rumit untuk di ucapkan .apalagi dizaman sekarang yang serba bertehnologi . sulit benar mencari bahasa ini untuk di pelajari .di koran - koran , di berbagai majalah , di buku - buku pelajaran , apalagi di situs - situs internet , kalaupun ada itu hanya segelintir kata saja .
Benar sekalilah itu bahasa peninggalan keraton ngayogyokarto sewaktu penjajahan Belanda . sekitar tahun 1960 an bahkan mungkin sebelumnya .
Sumi Paygodho , nama sederhana yang bermakna keluhuran hati yang lembut dan budi pekerti itulah kunci kesuksesan , sebab wawasan yang luas itu " harto " sebagai penunjang .Amien ..
" Sepertinya sudah terlalu lama aku duduk di rel kereta ini , cepatlah beranjak Sumi , tak baik kau lama - lama disini , cepatlah berdiri , dan berfikirlah untuk kedepanmu karena kedua kakimu maih kuat dan berotot menerjang apa saja di tempatmu berdiri , melangkahlah Sumi..!!! , jangan ragu - ragu sebab percayalah anak belalang itu adalah utusan Tuhan yang mengajakmu untuk segera melompat dari murung ke hati yang riang , dari letih menuju bugar , dari kehidupan yang pahit menuju kehidupan yang manis , dari gagal menuju bangkit , Sumi .. yakinlah Tuhan pasti memberimu jalan" kataku dalam hati .
Foto Sumi paygodho = Budi hartono .( dok .pribadi )